30 April, 2009

Duet Prabowo-Puan maharani Hampir Jadi


Jakarta - Rencana koalisi antara PDIP dengan Gerindra semakin mengerucut. Setelah sempat buntu, informasi yang bergulir malam ini, jajaran elit PDIP yang dekat dengan Taufiq Kiemas dan Megawati sudah sepakat mengusung duet Prabowo Subianto-Puan Maharani.

Kesepakatan untuk mengusung Ketua Dewan Penasihat Partai Gerindra sebagai capres dan putri Megawati sebagai cawapres itu diambil dalam rapat internal terbatas malam ini, Rabu (29/4/2009). Namun, kesepakatan ini belum memiliki legitimasi yang kuat.

"Karena itu, kesepakatan duet Prabowo-Puan ini akan dibawa dalam rapat pleno PDIP besok pagi yang dipimpin oleh Mega," ujar salah seorang sumber detikcom.

May Day in Indonesia

Jika memang benar, maka keputusan yang diambil PDIP sangat luar biasa. Sebab, sebelumnya PDIP tidak mau menggeser Megawati sebagai capres. Selama ini Mega sebagai capres merupakan harga mati. DPD-DPD PDIP juga tidak rela bila Mega digeser oleh calon lain.

Namun, setelah berbagai tahapan negosiasi dilakukan, jajaran elit PDIP pun melunak, termasuk Taufiq Kiemas dan Megawati. Duet Prabowo-Puan dianggap bisa menandingi kedigdayaan SBY. Sedangkan Megawati sudah berjiwa besar, legowo untuk tidak maju sebagai capres.

Megawati Sukarnoputri, the 8th vice president ...

Lantas mengapa Mega dan jajaran elit PDIP mau melunak? Ini soal harga diri. Megawati jika dipaksakan maju sebagai capres, maka dipastikan akan tetap tidak mampu melawan SBY. Megawati tidak ingin kalah tiga kali dalam pencapresan. "Ini dalam rangka menyelamatkan Megawati," ujar sumber itu.

Memang, duet Prabowo-Puan diprediksi bisa mengimbangi pertempuran melawan SBY. Namun, bila nanti kenyataannya kalah, duet ini bisa dimaklumi, karena yang maju hanya Puan Maharani, bukan Megawati.

Hingga saat ini, belum ada konfirmasi resmi dari jajaran PDIP mengenai hal ini. Jajaran elit PDIP tidak mengangkat telepon genggamnya saat dihubungi.

( asy / ndr )
Reblog this post [with Zemanta]

Muncul Pendukung Duet Prabowo-SB


Jakarta - Berbagai alternatif pasangan calon presiden dan wakil presiden menjelang pemilu presiden pada Juli nanti terus dimunculkan. Kini muncul pendukung duet Prabowo-Soetrisno Bachir (SB).

Duet antara Ketua Dewan Penasihat Partai Gerindra dan Ketua Umum PAN ini diyakini bisa mengimbangi incumbent dari Partai Demokrat, Susilo Bambang Yudhoyono (SBY). "Kita mengadakan pembulatan tekad untuk Prabowo Subianto sebagai presiden dan Soetrisno Bachir sebagai wapres. Alasannya karena yang bisa menandingi incumbent adalah duet ini," ujar Dewan Pembina Garda Muda Indonesia Eka Jaya.

Hal ini disampaikan pada Deklarasi Dukungan Prabowo dan Soetrisno Bachir di Restoran Jembani, Jl. Kemang Raya, Jakarta Selatan, Rabu (29/4/2009).

Menurut Eka, latar belakang Prabowo dan SB yang bisa mengakar di masyarakat adalah modal yang penting untuk bisa perduli dengan wong cilik. "Bangsa ini juga butuh figur pemimpin yang tegas. Kedua tokoh cocok dengan itu," kata dia.

Jakarta, the capital of Indonesia and the coun...

Lebih lanjut, Eka mengidentikkan pasangan Prabowo dan SB dengan duet Soekarno dan Hatta. "Ibaratnya seperti Soekarno dan Hatta yang mirip dengan keduanya ini yaitu tentang konsep ekonominya sehingga ini adalah konsep yang bagus," terang dia.

Saat ditanya bagimana bisa mencalonkan jika syarat pencalonan belum mencapai 25% suara sah nasional jika hanya dari Gerindra dan PAN, menurut Eka, Garda Muda Indonesia menyerahkan sepenuhnya pada koalisi yang dibentuk masing-masing DPP. "Kita serahkan pada DPP masing-masing untuk mencapai syaratnya," pungkas dia.
( fiq / asy )

Capres Ideal ala Muhammadiyah


Abror Rizki/Setpres
Jakarta - Siapa pun pemimpin nasional yang terpilih dalam Pilpres 2009 hendaknya tidak lagi merangkap jabatan dalam parpol agar yang bersangkutan bisa lebih berkonsentrasi melaksanakan tugas kenegaraan.

Demikian salah satu rekomendasi hasil Tanwir Muhammadiyah yang disampaikan PP Muhammadiyah pada Presiden SBY. Pertemuan berlangsung di Kantor Presiden, Jakarta, Rabu (28/4/2009).

"Prinsipnya agar para penyelenggara negara ini bisa berkonsentrasi dengan baik dan tidak terbagi waktunya dalam menjalankan pemerintah negara," kata Ketua Umum PP Muhammadiyah Din Syamsudin.

Mualimin Muhammadiyah tahun 1930 an

Bunyi lengkap rekomendasi terkait Pemilu 2009 itu adalah;

Muhammadiyah menyerukan kepada segenap komponen bangsa untuk memilih pemimpin nasional pada Pemilu 2009 yang melepaskan jabatan di parpol apapun dan berkonsentrasi dalam memimpin bangsa dan negara.

Kriteria lain dari pemimpin nasional yang direkomendasikan oleh Tanwir Muhammadiyah adalah;

a. Memiliki visi dan karakter kuat sebagai negarawan yang mengutamakan bangsa dan negara ketimbang kepentingan parpol, diri sendiri, keluarga dan kroni dan lainnya.

b. Berani mengambil keputusan penting dan strategis menyangkut hajat hidup rakyat dan kepentingan negara, mampu menyelesaikan persoalan krusial bangsa secara tegas, serta melakukan penyelamatan aset dan kekayaan negara.

c. Mampu menjaga kewibawaan dan kedaulatan nasional dari berbagai ancaman di dalam dan luar negeri, mewujudkan good governance dan pemberantasan korupsi.

( lh / nrl )
Reblog this post [with Zemanta]

PDIP: Duet Prabowo-Puan MAHARANI SOEKARNOPUTRI Tunggu Persetujuan Ibu Mega


Jakarta - Isu makin mengerucutnya duet Prabowo-Puan sebagai capres dan cawapres yang akan diusung PDIP dan Gerindra bukan basa-basi. Duet ini selangkah lagi bisa diresmikan. Saat ini, duet itu masih menunggu persetujuan Ketua Umum DPP PDIP Megawati Soekarno Putri.

Megawati Sukarnoputri, the 8th vice president ...

Tim 6 yang diutus PDIP untuk melakukan pembicaraan koalisi dan sudah bersepakat dengan tim negosiasi dari Partai Gerindra untuk mengerucutkan pasangan Prabowo-Puan. Mereka juga bersepakat membawa duet ini kepada Megawati.

"Kepastian duet ini tinggal satu tahap lagi. Tinggal menunggu persetujuan Ibu Mega," kata anggota Bapilu DPP PDIP Budi Mulyawan saat dihubungi detikcom, Rabu (29/4/2009) malam.

== Summary == Source: This picture of Soekarno...

Mulyawan menjelaskan, dalam negosiasi antara tim PDIP dan Gerindra, yang dilakukan Rabu (29/4/2009) siang, juga disepakati soal pembagian jatah kabinet. Namun, seperti apa pembagian jatah kabinet, belum diketahui secara rinci.

Dengan ditetapkannya capres dan cawapres, ungkap Mulyawan, pemantapan koalisi dipastikan bakal lebih mudah. "Alotnya negosiasi selama ini berkutat pada penetapan capres dan cawapres. Kalau urusan itu selesai, masalah pembentukan koalisi besar akan mudah diselesaikan," pungkasnya.

( ddg / asy )
Reblog this post [with Zemanta]

Golkar, SBY Enggan Mega Pun Tak Mau


Jakarta - Keretakan di tubuh Partai Golkar yang mengemuka di media massa menunjukkan kelemahannya. Karena Golkar tak solid, diprediksi baik SBY maupun Mega tak akan menggandeng tokoh Golkar sebagai cawapres.

Susilo Bambang Yudhoyono, President of Indones...Image via Wikipedia

"SBY tidak mungkin mau gandeng cawapres Golkar, walaupun nanti Golkar balik lagi," ujar Direktur Eksekutif Indo Barometer M Qodari kepada detikcom, Rabu (29/4/2009).

Sedangkan untuk gabung ke Teuku Umar, menurut Qodari, peluang JK kecil untuk memperoleh posisi cawapres. Sebab koalisi Teuku Umar sudah lebih terbentuk sehingga tak ada tempat untuk JK.

Bush MegaImage via Wikipedia

"Kalau Teuku Umar lebih terbuka, tapi formasinya sudah ada," imbuh Qodari.

Menurut Qodari, daya tawar Golkar saat ini lemah karena perpecahan internal. Adanya perbedaan pendapat antara JK dengan kader lain semisal Muladi dan para ketua DPD I memperlemah posisi Golkar.

"Masing-masing punya analisis berbeda dan kepentingan berbeda. Akhirnya mereka jalan sendiri, mengeluarakan pernyataan politik sendiri. Jadi Golkar dianggap nggak kompak, partai lain melihat Golkar nggak kompak, badannya gede tenaga kurang," tutur Qodari.

Karena itu, Qodari menganjurkan agar Golkar mengambil posisi netral. Jika memang tak realistis, sebaiknya Golkar tak usah berpikir soal capres.

"Pilihan Golkar saat ini lebih baik netral, tidak usah mencalonkan capres. Sampaikan saja ke publik bahwa yang paling urgent adalah memperbaiki internal partai, jadi kami menunda kegiatan capres- cawapres," saran Qodari. ( mpr / sho )
Reblog this post [with Zemanta]

Peluang JK-Wiranto Kecil, Golkar Ikut PDIP-Gerindra Saja

Jusuf Kalla, Vice-President of Indonesia.

Jakarta - Partai Golkar diisukan akan mengusung Jusuf Kalla dan Wiranto sebagai capres dan cawapres. Peluang keduanya untuk menang diprediksi sangat kecil.

"Berat, kalau mereka tetap ingin ngotot maju," kata pengamat politik dari Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) Lili Romli saat berbincang dengan detikcom, Rabu (29/4/2009).

Jika tetap dipaksakan, Lili yakin akan terjadi 2 putaran dalam pemilihan presiden nantinya. Namun peluang JK-Wiranto untuk lolos di putaran pertama pun sangat berat.

indonesia jakarta bugis shipsImage by FriskoDude via Flickr

"Posisi tawar mereka juga harus berbeda dengan incumbent," imbuhnya.

Lili menyarankan, sebaiknya Golkar ikut dengan koalisi besar saja yang terdiri dari PDIP, Golkar, Gerindra dan Hanura. Hal ini bertujuan untuk membangun agenda perbaikan bangsa ke depan secara bersama-sama.

Pimpinan PDIP, Golkar, Hanura dan Gerindra harus duduk satu meja dan memikirkan solusi yang baik. Setelah itu, baru disepakati siapa saja yang akan menjalankannya nanti.

"Tapi pertanyaannya, apakah partai-partai tersebut mau melepas egonya masing-masing," pungkasnya.

( mad / nrl )

golkar dan Hanura Negosiasi dari Malam Sampai Pagi




(Foto: Reuters)
Jakarta - Partai Golkar terus menggalang koalisi untuk menghadapi Pilpres mendatang. Partai berlambang beringin ini mengadakan pembicaraan serius dengan Partai Hanura.

GolkarImage via Wikipedia

"Dari kemarin malam sampai tadi pagi kita intensif dengan Hanura," kata Sekjen Golkar Soemarsono dalam jumpa pers di Posko Golkar atau Slipi 2, Jl Mangun Sarkoro, Menteng, Jakarta Pusat, Rabu (29/4/2009).

Lautan Manusia di Jalan ThamrinImage by array064 via Flickr

Namun Soemarsono menolak memberikan rincian mengenai komunikasi politik antara Golkar dan Hanura. "Negosiasi belum ada keputusan dan tidak bisa dipublikasikan," katanya.

Image by Ikhlasul Amal via Flickr

Sebelumnya, duet Jusuf Kalla (JK)-Wiranto makin santer terdengar. Duet ini akan dipasangkan Partai Golkar dan Hanura, setelah rencana koalisi Golkar, PDIP, Hanura, dan Gerindra diyakini tidak mendapat kata sepakat.
( nal / iy )
Reblog this post [with Zemanta]

Kalla insists on challenging Yudhoyono in presidential race

Jusuf Kalla, Vice-President of Indonesia.Image via Wikipedia

Despite mounting pressures from within his own ranks to maintain the alliance with the Democratic Party (PD), Golkar Party chairman Jusuf Kalla insisted Tuesday on seeking the presidency by forming a "giant" coalition for the upcoming election.

The negotiating teams of both the Golkar party and the Indonesian Democratic Party of Struggle (PDI-P) claim to have agreed to set up a huge coalition with four other parties: The United Development Party (PPP), the National Mandate Party (PAN), the Greater Indonesian Movement (Gerindra) Party and the People’s Conscience Party (Hanura).

“The result of coalition talks will be announced on May 3 at the latest,” Kalla told reporters on Tuesday.

Democratic Party (Indonesia)Image via Wikipedia

But the teams are yet to touch on the most sensitive issue of who would be president and who would be vice president.

Golkar secretary-general Sumarsono and his PDI-P counterpart Pramono Anung said after the
meeting that decisions would be made by their respective parties' chairpersons.

Kalla, who is also the Vice President, and PDI-P chairperson Megawati Soekarnoputri, have so far met twice but have yet to come to a conclusion on the issue.

Golkar surprised the nation last week when its special leadership meeting nominated Kalla as presidential candidate, giving him the mandate to build a coalition with other parties. The decision came a day after Golkar's coalition talks with Yudhoyono's PD broke down when, so it is rumored, the incumbent President rejected Kalla as his running mate for the July 8 election.

On Monday however, a number of Golkar's provincial heads “forced” Kalla to scale down his presidential bid and resume the partnership with the PD.

They offered six names of vice presidential candidates to pair with Yudhoyono: Akbar Tandjung, Surya Paloh, Aburizal Bakrie, Agung Laksono, Sri Sultan Hamengku Buwono X and Fadel Muhammad — all senior Golkar cadres.

Responding to this, Kalla told a press conference late Monday that there were “attempts” to shatter harmony within the Golkar.

He refused to elaborate.

Earlier on Monday, Agung, Muladi and Aburizal said Golkar had changed its mind and would again coalesce with the PD in the presidential race.

PD deputy chairman Andi Mallarangeng said Tuesday that doors were still open wide to Golkar.
“We still have plenty of time to make decisions.”

GolkarImage via Wikipedia

Meanwhile, political expert Jeffrey Winters from Northwestern University in Chicago, USA said Golkar is providing "world class soap-opera entertainment" with its up-and-down relationship with PD.

“Golkar has been providing high quality entertainment in every general election since the reform era,” he told The Jakarta Post.

“Golkar’s inconsistency shows what the party's true ideology and credo is: ‘Please don’t leave me.’" (hdt/fmb)

Reblog this post [with Zemanta]

Jusuf Kalla Tuduh Ada Perusak Parpol


PDIP Yakin Perusak Partai Bakal Terungkap

Jakarta - Sinyalemen Ketua Umum Partai Golkar Jusuf Kalla (JK) yang mengatakan ada pihak tertentu merusak parpol diamini PDIP. Ketua DPP PDIP Maruarar Sirait menduga perusakan parpol itu dilakukan secara sistematis oleh kelompok tertentu yang memiliki jaringan dan kekuatan yang memadai. Sayangnya Maruarar tidak menyebut siapa yang dimaksud.

"Tentunya, apa yang disampaikan Pak JK bukan suatu yang main-main. Dalam kapasitas beliau sebagai ketau umum partai besar dan wapres, statemen itu serius," kata Ketua DPP PDIP Maruarar Sirait kepada detikcom, Rabu (29/4/2009).

Menurut Ara, panggilan akrab Maruarar, meski saat ini belum terbongkar karena operasinya yang rapi dan tertutup, suatu saat pasti akan terongkar pula. Hal ini disebabkan, dalam dunia politik tidak ada komitmen abadi kecuali kepentingan yang abadi.

Jusuf Kalla, Vice-President of Indonesia.Image via Wikipedia

"Saya percaya pada waktunya akan terbuka juga. Semua akan terbuka, soal DPT akan terbuka dan soal yang lain akan terbuka. Karena sesuatu yang busuk pasti akan tercium juga. Kebenaran akan datang," paparnya.

Saat didesak pihak mana yang dimaksud sebagai kelompok sistematis yang merusak parpol dan seluruh proses pemilu yang fair dan jurdil, Maruarar menjawab diplomatis,"Itu bisa dibacalah. Siapa yang bisa bermain dengan berbagai pihak yang ada secara sistematis, dan hampir di beberapa partai."

GolkarImage via Wikipedia

"Kita pernah mengalami sejarah gelap yang tersimpan, tetapi seiring perubahan rezim, sejarah yang mengandung kebenaran itu kan terbuka dan terkuak juga. Posisi politik itu tidak langgeng. Apalagi operasi sistematis itu kan pasti tidak sendirian," paparnya.

Bagaimana dengan internal PDIP, apakah juga diganggu oleh kelompok sistematis itu, Maruarar menjawab,"Saya bersyukur di PDIP sangat kompak karena punya ideologi yang kuat dan pemimpin yang dihormati. Kalau ada kelompok atau kader yang berbeda dengan keputusan partai, saya yang akan menghadapi," pungkasnya.

( yid / iy )
Reblog this post [with Zemanta]

Golkar throws Indonesian election wide open

Jusuf Kalla, Vice-President of Indonesia.Image via Wikipedia

JAKARTA (AFP) — Indonesia's presidential race was thrown wide open Thursday when Vice-President Jusuf Kalla said he was ready to walk away from a joint ticket with incumbent Susilo Bambang Yudhoyono.

GolkarImage via Wikipedia

Long-running tensions between the two leaders burst into the open when Kalla told delegates at a national meeting of his Golkar party that coalition talks with Yudhoyono's Democratic Party had stalled.

The centrist Democrats won most votes in general elections earlier this month, putting Yudhoyono in the driver's seat in coalition talks which will decide his running mate as he seeks re-election.

Indonesia: Plenary sessionImage by London Summit via Flickr

Expectation was high earlier this week that Golkar, the ruling party in the Suharto regime, would accept a junior role in a Democrat-led coalition with Kalla back on Yudhoyono's ticket for the presidential polls.

But Kalla said Golkar was in no mood to play second fiddle to the Democrats, raising the possibility of a game-changing coalition between Golkar and the party of former president Megawati Sukarnoputri.

"Golkar will form a coalition with other parties," he said.

"Our talks (with the Democrats) have reached a dead end. We don't want to lose our self-worth."

Golkar officials were quoted in media reports as saying the talks collapsed after Yudhoyono asked Golkar to name two potential candidates for vice-president, a sign he wanted to end his shaky partnership with Kalla.

Democratic Party (Indonesia)Image via WikipediaOther party big wigs, however, said there was still room for compromise, amid talk of a split within Golkar after it suffered a humiliating loss of seats in parliament at the April 9 election.

Former Golkar chairman Akbar Tandjung, who was not at Thursday's meeting, has the support of some party members to replace Kalla as Yudhoyono's running mate and suggested Wednesday that talks with the Democrats were not over.

Golkar publicity secretary Ricky Rachmadi told AFP Thursday that all options remained open.

As Indonesian President, Suharto attends 1970 ...Image via Wikipedia

"The decision is still open. We haven't made any decision yet about whether to reject the Democrats," Rachmadi said.

== Summary == Source: This picture of Soekarno...Image via Wikipedia

Yudhoyono and Kalla won the country's leadership by a landslide in the country's first direct presidential election in 2004.

In the April polls the Democrats almost tripled their vote with some 20.48 percent, replacing Golkar as the biggest party in parliament, according to one unofficial count.

Golkar and Megawati's Democratic Party of Struggle are neck-and-neck for second place with around 14 percent each. Final official results are not expected until May 9.

Megawati, the daughter of independence hero Sukarno, is seen as Yudhoyono's biggest rival in the pres

idential race but lags well behind the liberal ex-general in opinion polls.
Reblog this post [with Zemanta]

Sambil Minum Teh, SDA Lirik JK untuk Bangun Koalisi Besar


Jakarta - Secangkir teh menemani perbincangan Ketua Umum Golkar Jusuf Kalla (JK) dan Ketua Umum PPP Suryadharma Ali (SDA). Selama 1,5 jam, perbincangan diisi dengan gagasan untuk membangun koalisi besar.
"Tadi kita cuma minum teh, jadi ini minum teh sambil membahas perkembangan terakhir, termasuk di dalamnya gagasan koalisi besar yang dilontarkan PDIP dan Golkar bebera

Jakarta verkeersopstopping Foto door mijzelf g...Image via Wikipedia

pa hari lalu," kata SDA di kantor Wapres, Jl Medan Merdeka Selatan, Jakarta, Rabu (29/4/2009).

Pertemuan keduanya selesai pukul 17.30 WIB. SDA datang ke Istana Wapres menggunakan mobil mewah Lexus bernopol R1 36. SDA diampingi Wasekjen PPP Romi Rohamurmuji dan Ketua Pelaksana Majelis PPP Syariah Iskandar SQ.

Jakarta rail way transportation systemImage via Wikipedia

"Koalisi besar esensinya sama dengan golden triangle, suatu gagasan yang menghendaki komunikasi seluas-luasnyanya dengan parpol sebanyak-banyaknya. Bukan hanya 3 kaki," jelasnya.

SDA juga menjelaskan dalam pertemuan dengan JK, dirinya menjelaskan soal koalisi besar, dan ada sinyal positif. "Kalau isinya belum, kami akan bikin tim kecil untuk mempelajari dan merumuskan bersama-sama, kalau cocok ya kita jalan," terangnya.

Kedatangan SDA ke Istana Wapres, juga sebagai bagian dari tugas yang diamanatkan Rapimnas PPP untuk melakukan komunikasi politik dengan semua pihak.

Grand Launching Tanjung Priuk Railway Station ...Image by Badia Harrison via Flickr

"Seperti Pak Hamzah bertemu SBY, Hayono (anggota tim 9 Demokrat, Hayono Isman) bertemu dengan saya. Jadi komunikasi ini, kita bisa memahami langkah-langkah yang akan dilakukan berbagi pihak," imbuhnya.

Jusuf Kalla, Vice-President of Indonesia.Image via Wikipedia


Lebih lanjut SDA menuturkan, untuk menggagas koalisi besar, semua pihak mesti kembali duduk bersama. "Kita harus cocokkan, misalnya komitmen ekonomi ke depan, prioritasnya ke mana, apa kerakyatan? PPP ingin melakukan pembangunan masyarakat madani yang religius ini ada atau tidak," tuturnya.

GolkarImage via Wikipedia

Untuk itu, PPP akan membentuk tim kecil guna memutuskan akan berkoalisi dengan pihak mana. "Kita akan bentuk tim kecil, jam 19.00 WIB di suatu tempat, besok pagi selesai, anggotanya 3-5 orang biar bisa secepatnya beroperasi," tutupnya. ( ndr / iy )
Reblog this post [with Zemanta]