25 April, 2009

Koalisi PD-Golkar Mentok Gara-gara Golkar Ngotot Cawapreskan JK


Jakarta - Koalisi Partai Demokrat dan Partai Golkar terancam tidak terwujud. Salah satu alasan utamanya, mengenai jumlah cawapres yang diajukan ke SBY. Golkar ngotot mengajukan JK.

"Mereka membujuk calon tunggal. Karena mereka selalu mengatakan sudah rapat, dan dalam rapat bahwa satu-satunya calon yaitu beliau, Pak JK," kata Ketua DPP Demokrat Ruhut Sitompul saat dihubungi melalui telepon, Rabu (22/4/2009).

Menurut Ruhut, pemilu sudah selesai dan target pemilu Golkar 30 persen tidak tercapai. "Ini sudah kalah. Dia hanya 14 persen kami sudah 20 persen," jelasnya.

Hingga kemudian pertemuan kubu Demokrat dan Golkar pun di sebuah hotel di Jakarta mentok. "Golkar itu bukan hanya Jusuf Kalla, ada Akbar Tandjung, dan Aburizal Bakrie. Golkar ngotot Jusuf Kalla," tutupnya.

( ndr / iy )

JK Sowan ke Rumah Mega

GB
Dalam pertemuan itu, JK dampingi Ketua Dewan Penasihat DPP Golkar Surya Paloh, Burhanudin Napitupulu dan Sekjen Golkar Sumarsono. Sementara dari PDIP terdapat Megawati, Taufik Kiemas, Puan Maharani beserta para fungsionaris PDIP seperti Panda Nababan dan beberapa fungsionaris PDIP lainnya.
 
GB
Golkar dan PDIP sepakat membangun koalisi. Hanya saja keduanya belum menemukan format capres dan cawapres.
GB
Kedua partai ini pun membuka lowongan partai-partai lain untuk bergabung dengan mereka

Koalisi PDIP dengan Gerindra & Hanura Makin Dekat


Jakarta - Dalam pidatonya saat membuka Rapat Kerja Nasional (Rakernas) V PDIP, Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri menegaskan, Gerindra dan Hanura memberikan sinyal untuk bergabung dengan PDIP. Koalisi ketiga partai itu dinilai Mega merupakan langkah yang tepat.

"Dua tamu terhormat yang diundang saat ini memberikan sinyal bahwa 2 partai ini Insya Allah setelah Rakernas akan mengkonkretkan untuk menjadi teman kerja sama. Ini seperti tali rasa dan gayung bersambut," ujar Mega di Kantor DPP PDIP, Lenteng Agung, Jakarta Selatan, Sabtu (25/4/2009).

Ucapan Mega ini disambut tepuk tangan puluhan pengurus DPD PDIP se-Indonesia. Pidato Mega sekaligus membuka Rakernas V PDIP.

Mega mengatakan, Rakernas PDIP kali ini merupakan konsolidasi dalam rangka membahas hal-hal untuk menghadapi Pilpres 2009. "Langkah strategis yang tidak hanya berguna bagi partai, tetapi juga bagi bangsa dan negara," kata Mega.

Dalam acara itu, Ketua Dewan Pembina Partai Gerindra Prabowo Subianto dan Ketua Umum Hanura Wiranto hadir. Wiranto ditemani Ketua DPP Hanura Fuad Bawazier, sedangkan Prabowo datang sendirian.

Koalisi Alot, PDIP Timbang Bibit, Bebet & Bobot Golkar


Jakarta - PDIP belum bersepakat akan berkoalisi dengan Partai Golkar dalam pilpres. Partai berlambang banteng moncong putih itu masih memperhatikan bibit, bebet, dan bobot Partai Golkar.

"Semalam belum ada kesepakatan apa-apa. Kalau orang cari istri atau suami ya harus pertimbangkan bibit, bebet, dan bobot," ujar Ketua BP Pemilu PDIP Tjahjo Kumolo sebelum Rapat Kerja Nasional (Rakernas) V PDIP di Kantor DPP PDIP, Lenteng Agung, Jakarta Selatan, Sabtu (25/4/2009).

Menurut Tjahjo, PDIP tetap bersikeras menetapkan Mega sebagai capres. Sedangkan Partai Golkar tetap mengusung Jusuf Kalla.

"Kalau Bu Megawati tetap jadi capres dan Golkar tetap harus menghargai itu. Begitu juga PDIP menghargai Golkar dengan JK yang maju sebagai capres," imbuh dia.

Rakernas PDIP Dimulai, Prabowo & Wiranto Datang Selisih 5 Menit



Foto: Dok. detikcom
Jakarta - Rapat Kerja Nasional (Rakernas) V PDIP di Kantor DPP PDIP, Lenteng Agung, Jakarta Selatan, dimulai. Ketua Dewan Pembina Partai Gerindra Prabowo Subianto hadir dengan mengenakan kemeja putih lengan pendek.

Kedatangan Prabowo disambut Ketua BP Pemilu PDIP Tjahjo Kumolo dan Ketua DPD PDIP DKI Adang Ruchiatna. Prabowo datang sekitar pukul 10.05 WIB, Sabtu (25/4/2009).

Selang 5 menit kemudian, Ketua Umum Hanura Wiranto juga hadir sekitar pukul 10.10 WIB. Wiranto mengenakan batik coklat. Dia ditemani Ketua DPP Hanura Fuad Bawazier.

Sekitar pukul 10.00 WIB, Ketua Umum PDIP Megawati dan Ketua Dewan Pembina PDIP Taufiq Kiemas juga sudah hadir. Mereka datang dengan mobil berbeda.

Mega menggunakan Lexus B 8471 BS, sedangkan Taufiq mengenakan Lexus B 8473 BS. Mega datang mengenakan baju dominasi merah dan hitam.

Acara berlangsung di lantai 2 aula kantor DPP PDIP. Mega akan berpidato. Setelah itu acara akan berlangsung tertutup.

Tjahjo Kumolo mengatakan, dalam Rakernas ini akan diambil keputusan mengenai cawapres Mega. "Semua DPD akan memberi masukan mengenai cawapres," kata Tjahjo.

Dalam Rakernas IV di Solo beberapa bulan lalu, PDIP telah mengerucutkan kandidat cawapres Megawati dari 10 menjadi 5 nama. Mereka antara lain Prabowo Subianto, Sultan Hamengkubuwono, Akbar Tandjung, Surya Paloh dan Hidayat Nurwahid.

Jika Tak Dipilih Jadi Cawapres SBY, PKS Legowo Mega Putra Ratya


Jakarta - Siapa dan dari mana tokoh yang bakal mendampingi SBY sebagai cawapres masih menjadi teka-teki. Partai Keadilan Sejahtera (PKS) yang telah menyediakan 3 nama sebagai cawapres akan legowo jika SBY memilih dari partai lain.

"PKS adalah partai yang legowo dan tahu diri. Dari segi rasio, saya kira bisalah PKS memperkirakan siapa yang dipilih SBY," ujar anggota Majelis Syuro PKS Hidayat Nurwahid sebelum acara Musyawarah XI Majelis Syuro PKS di Hotel Bidakara, Jl Gatot Subroto, Jakarta, Sabtu (25/4/2009).

Menurut Hidayat, persoalan cawapres ini akan menjadi bagian dari pembicaraan dalam Musyawarah Majelis Syuro yang akan berlangsung mulai hari ini hingga besok. Apapun hasilnya, Hidayat menjamin proses musyawarah dijalankan dengan etika yang sepantasnya.

"Dalam Musyawarah Majelis Syuro ini kita biasa menggunakan etika-etika musyawarah. Sudah menjadi tradisi PKS tidak ada lempar kursi, kritis, dan penuh tanggung jawab," aku Hidayat.

Mengenai koalisi dengan Demokrat, Hidayat hanya berkomentar singkat. "Koalisi selama ini berjalan. Apapun bentuk koalisi, jangan sekadar merebut kekuasaan, tapi menjalankan amanat rakyat," ucap mantan Presiden PKS ini.

Sementara itu, anggota Majelis Syuro Salim Segaf Al Jufri mengatakan, meski PKS telah mengerucutkan kandidat cawapres menjadi 3 nama, namun di internal partai masih tetap 8 nama. Salim Segaf sendiri merupakan 1 dari 3 orang yang diajukan, selain Hidayat Nurwahid dan Tifatul Sembiring.

"Internal tetap 8 nama. Saya tidak tahu nanti jadi tiga atau satu. Kalau Majelis Syuro putuskan apapun, kita harus siap semua," ujarnya.

Tifatul: Cawapres SBY Harus dari Parpol



Jakarta - Partai Keadilan Sejahtera (PKS) getol memperjuangkan kadernya untuk mendampingi SBY dalam Pilpres 2009. PKS pun 'mengharuskan' cawapres SBY dari orang parpol.

"Yang jelas cawapresnya SBY harus dari parpol. Kalau tidak dari parpol nanti contingent plan-nya pada saat darurat tidak ada yang back up di parlemen," kata Presiden PKS Tifatul Sembiring kepada detikcom sebelum acara Musyawarah XI Majelis Syuro PKS di Hotel Bidakara, Jl Gatot Subroto, Jakarta, Sabtu (25/4/2009).

Menurut Tifatul, parpol yang paling tepat digandeng SBY adalah PKS. Alasannya, dari empat besar pemenang pemilu legislatif sementara, cuma PKS yang tidak mencapreskan diri.

"Saya rasa sangat tepat (pilih PKS). Karena seluruh partai urutan satu, dua, dan tiga sudah ada capresnya. Yang paling tepat ya nomor 4 yang jadi cawapres," urai Tifatul berpromosi.

Siapa calon terkuat dari PKS yang akan disandingkand engan SBY? "Yang kuat Dr Hidayat lah (Hidayat Nurwahid)," jawab Tifatul singkat.

PD Merasa Kehilangan Tetangga, Tapi Tak Kecewa



Jakarta - Keputusan Partai Golkar menceraikan Partai Demokrat (PD) membuat partai besutan SBY ini merasa seperti kehilangan tetangga. Namun PD tak merasa kecewa dan menghormati keputusan itu.

"Kita kehilangan ya kehilangan, seperti kehilangan tetangga. Tapi kami tidak kecewa," ujar Ketua DPP PD Max Sopacua menanggapi keputusan Golkar menceraikan PD usai menjadi pembicara diskusi di Gedung DPR, RI, Senayan, Jakarta, Rabu (22/4/2009).

Max mengatakan partainya tentu saja akan menghormati keputusan Golkar itu. Sebab, kata Max, semua partai pasti mempunyai strategi politik sendiri-sendiri menghadapi pilpres nanti.

"Apakah akan berkoalisi dengan siapa atau tidak," tambah mantan pembawa acara TV era 80-an ini.

Terkait perceraian PD dan Golkar yang diumumkan Golkar siang ini di markas mereka di Slipi, Max menganggap hal itu belum keputusan resmi Golkar.

"Karena tak lahir dari keputusan Rapimnas," jelasnya.

Namun, jika keputusan cerai itu benar-benar disetujui oleh Rapimnassus Golkar, Max mengatakan partainya sudah menyiapkan beberapa opsi dalam membangun koalisi.

"Namun tidak perlu on public lah, karena kami menghormati keputusan Golkar," tandasnya.

Sebelumnya, usai rapat pengurus harian di DPP Partai Golkar, Sekjen Golkar Soemarsono mengatakan, setelah Partai Golkar melakukan komunikasi yang intensif dengan Partai Demokrat, ternyata tidak menemukan titik temu. Partai Golkar dan Partai Demokrat tidak mencapai mufakat.

Golkar cerai dengan demokrat



Jakarta - Rapat DPP Partai Golkar merekomendasikan pada Ketua Umum Partai Golkar Jusuf Kalla (JK) untuk membuka komunikasi politik dengan parpol lain terkait koalisi Pilpres 2009. Sebab negosiasi Golkar dan PD menemui jalan buntu.

"Setelah melakukan komunikasi yang intensif dengan  Partai Demokrat, ternyata kita tidak menemukan titik temu. Partai Golkar dan Partai Demokrat tidak mencapai mufakat," ujar Sekjen Partai Golkar Soemarsono usai rapat di kantor DPP Partai Golkar, Slipi, Jakbar, Rabu (22/4/2009).

Pernyataan di atas merupakan poin pertama hasil rapat. Poin kedua adalah "DPP Golkar memberikan mandat pada ketua umum Partai Golkar untuk membuka komunikasi politik dengan parpol lain," kata Soemarsono.

Sebagai informasi, pada Selasa siang kemarin, 3 utusan dari Golkar dan 3 utusan dari PD melakukan pertemuan di Hotel Four Seasons. Pertemuan hingga malam hari ini deadlock.

Pada malam harinya, delegasi Golkar melaporkan ke rumah JK. Setelah itu delegasi melanjutkan pertemuan sebuah hotel di Jl Sudirman. Soemarsono menyebutkan bahwa negosiasi koalisi ini telah berlangsung selama seminggu. ( lh / nrl )

19 April, 2009

Amien: SBY Tidak Bisa Dihentikan

Amien: SBY Tidak Bisa Dihentikan Amien: SBY Tidak Bisa Dihentikan


Ketua Majelis Pertimbangan Partai Dewan Pimpinan Pusat Partai Amanat Nasional (PAN)

Susilo Bambang Yudhoyono, President of Indones...Image via Wikipedia

Amien Rais mengimbau para pimpinan PAN untuk mendukung SBY. Hal ini, menurut Amien karena tidak ada calon lain yang bisa menghentikan laju SBY.

" Jika tidak ada gempa tektonik politik, tampaknya SBY masih berpeluang besar memenangi Pilpres 2009. SBY kelihatannya sudah tidak bisa dihentikan," kata Amien ketika membacakan taujih-(ceramah) nya dalam pertemuan 28 Dewan Pengurus Wilayah (DPW) PAN dan fungsionaris PAN di rumah Amien, Pandean Sari, Condong Catur, Depok, Sleman, Minggu (19/4/2009).


Amien menjelaskan, PAN harus realistis dengan hasil Pemilu Legislatif, untuk itu dia dengan tegas menyarankan agar berkoalisi dengan pemenang pemilu. Meski demikian Amien juga meminta pada saat berkoalisi ada rambu-rambu yang harus diperhatikan.

The Yudhoyonos in a family outing, from left: ...Image via Wikipedia

Yudhoyono with the Vice President Jusuf KallaImage via Wikipedia


"Dalam berkoalisi ada 3 hal yang diperjuangkan secara bertahap. Pertama ekonomi yang kita jalankan harus mendekati pesal 33 UUD 1945. Kedua penegakkan hukum jangan sampai tebang pilih. Ketiga percepat pembangunan infrastruktur, ekonomi dan hindari proses kerusakan ekologi," terang mantan capres pada Pemilu 2004 ini.

Amien menambahkan, dengan perolehan kursi PAN di bawah 50 kursi para pimpinan harus segera mengambil langkah yang tepat. Hal ini penting untuk keberlangsungan masa depan PAN sendiri.
"Dengan kekuatan di bawah 50 kursi kita harus membuat kalkulasi nasional untuk menyelamatkan masa depan PAN," tandas mantan ketua MPR tersebut.
Reblog this post [with Zemanta]

Massa Sembilan Parpol Serbu KPU Lombok Tengah

Massa Sembilan Parpol Serbu KPU Lombok Tengah  Massa Sembilan Parpol Serbu KPU Lombok Tengah

Liputan6.com, Lombok Tengah: Ratusan pendukung sembilan partai politik peserta pemilu legislatif mendatangi Kantor Komisi Pemilihan Umum Lombok Tengah, Nusa Tenggara Barat, Sabtu (18/4). Sembilan parpol itu adalah Partai Gerindra, Demokrat, PBR, PKPB, PPRN, PBB, PPP, PPI, serta Papernas.

Kesembilan parpol ini menuntut KPU Lombok Tengah agar melakukan pemilu ulang karena banyak temuan kecurangan yang dilakukan petugas panitia pemungutan suara dan panitia pemungutan suara kecataman. Contohnya terjadi kecurangan di dapil tiga Lombok Tengah yakni Kecamatan Pujut dan Praya Timur.

Massa mengaku memiliki bukti adanya intimidasi saat pencontrengan untuk memilih salah satu parpol serta adanya politik uang. Menanggapi hal itu, Ketua KPU Lombok Tengah Agus Anshori meminta kepada sembilan parpol melaporkan temuan kecurangan itu ke panwaslu.(JUM/Adhar Hakim dan Rony Setiawan)

SBY Sampaikan Hal Penting Sebagai Capres di Cikeas Pk 13.00

SBY Sampaikan Hal Penting Sebagai Capres di Cikeas Pk 13.00
SBY Sampaikan Hal Penting Sebagai Capres di Cikeas Pk 13.00

 Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) akan menggelar jumpa pers di kediamannya, Puri Cikeas, Bogor, Minggu (19/4/2009) pukul 13.00. SBY akan menyampaikan hal penting sebagai presiden dan sebagai calon presiden (capres).

Informasi tersebut diterima detikcom dari Ketua DPP Partai Demokrat (PD) Anas Urbaningrum dalam pesan singkatnya hari ini.

"SBY akan menyampaikan hal-hal penting dalam posisi sebagai presiden. Tentu ada juga sebagian yang dalam posisi sebagai capres. Tentang apa saja? Kita tunggu apa yang akan langsung disampaikan SBY," ungkap Anas.

Tentang cawapres, imbuh Anas, menjadi salah satu ujung penting koalisi SBY. Sebagai capres, SBY mempunyai posisi penting untuk memilih siapa cawapres yang terbaik bagi kekompakan dan efektivitas pemerintahan serta untuk melayani kepentingan rakyat.

Untuk urusan koalisi ini, ijab-kabul antarpartai masih dibahas 9 pimpinan DPP PD.
"Tetapi tetap harus menunggu dan menghormati keputusan internal partai-partai sahabat, Golkar, PKS, PPP, PAN, dan sebagainya," jelas Anas.

Mahendradatta: Kalau Laporan Anaknya Pejabat Tinggi Saja Cepat

Mahendradatta: Kalau Laporan Anaknya Pejabat Tinggi Saja Cepat  Mahendradatta: Kalau Laporan Anaknya Pejabat Tinggi Saja Cepat

Polisi menolak laporan Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu) mengenai surat suara tertukar yang dianggap sah oleh Komisu Pemilihan Umum (KPU). Atas penolakan tersebut, polisi pun mendapatkan sindiran.
"Ini Bawaslu, badan yang dibentuk UU, laporannya ditolak.

Tapi kalau menyangkut anak pejabat tinggi, langsung cepat, padahal buktinya tidak cukup," kata kata Direktur Bantuan Hukum Nasional Partai Gerindra, Mahendradatta, ketika dihubungi detikcom, Minggu (19/4/2008).

Penjelasan Mahendra itu merujuk kepada kasus pencemaran nama baik yang dilaporkan putra presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY), Edhie Baskoro alias Ibas. Saat itu, polisi bergerak cepat untuk memeriksa pihak-pihak yang terlibat tuduhan money politics yang dilakukan Ibas di Ponorogo Jatim.

5 Tersangka ditetapkan, namun 3 tersangka yang berasal dari kalangan pers dicabut hanya beberapa jam kemudian. Sementara 2 tersangka lainnya masih diperiksa, yakni caleg Gerindra Naziri dan Bambang Krisminarso.

"Sekarang buktinya belum lengkap. Pemanggilan saksi saja baru kemarin," jelasnya.
Menurut Mahendra, seharusnya polisi menerima laporan Bawaslu, bukan menolak dengan alasan laporan tersebut kurang bukti. Tugas polisi adalah menyidik perkara dengan mengumpulkan bukti-bukti yang menguatkan.

"Masa seseorang melaporkan pencopetan, tapi harus bawa pencopetnya. Tugas polisi kan pengumpulan bukti," jelas Mahendra.

Amien Minta PAN Dukung SBY

Amien Minta PAN Dukung SBY  Amien Minta PAN Dukung SBY

"Pimpinan PAN seyogyanya bisa bermitra dengan pihak yang menang, bukan dengan yang kalah. Itu adalah rasional, dan dalam dunia dagang juga seperti itu," kata Amien dalam sambutan pertemuan 28 Dewan Pengurus Wilayah (DPW) PAN dan fungsionaris PAN di rumah Amien, Pandean Sari, Condong Catur, Depok, Sleman, Minggu (19/4/2009).

Menurut Amien, kecenderungan perhitungan suara saat ini perolehan suara Partai Demokrat yang dipimpin SBY akan unggul dibanding yang lain. Diingatkan Amien, dengan perolehan suara yang hanya bercokol di nomor 5, PAN mustahil akan memimpin koalisi. Maka itu Amien menyarankan PAN bersikap realistis, dengan cara menyingkirkan kepentingan pribadi dengan mengutamakan kepentingan partai.
"Kalau kita bermitra dengan the loosing side, bukan dengan the winning side, sebuah kemubaziran. Saat ini, dibandingkan calon-calon presiden yang lain, misalnya MSP (Mega), JK, Sri Sultan HB X, Prabowo dan Wiranto, dan DIB (Dewan Integritas Bangsa), peluang SBY lebih besar untuk pemilu 2009 nanti," kata Amien.
Ditambahkan Amien, saat ini PAN lebih baik mengajukan tawaran tertinggi dan tidak mencari musuh. "Kita harus mengajukan high call sesuai aturan etika dan etiket dan kita saat ini harus bersikap realistis," tegas Amien.
Sebelumnya Ketua Umum PAN Soetrisno Bachir (SB) sudah menyatakan PAN akan berkoalisi dengan Prabowo Subianto. SB yang berbeda sikap dengan Amien, kali ini tidak menghadiri pertemuan di rumah mantan Ketua Umum PAN di Yogyakarta tersebut