08 September, 2009

Koleksi Tas Putih Bu Menteri

diambil dari :

http://wisnunugroho.kompasiana.com/2009/04/25/koleksi-tas-putih-bu-menteri/

ini masih kisah tentang menteri yang sama. kisah serupa sudah saya ceritakan dalam postingan sebelumnya. kisah kali ini juga masih tentang pokok yang sama dari menteri yang sama itu. tas jinjing warna putih koleksinya adalah pokok perkaranya.

menteri satu ini tampaknya penggemar warna putih untuk koleksi tas jinjingnya. kesimpulan itu saya ambil setidaknya dari dua penglihatan saya atas tas jinjing yang tentu saja tidak dibawanya tetapi dibawa oleh ajudannya. ajudannya seorang pria berbadan tegap. tampaknya pas juga ajudan itu menenteng tas jinjing putih wanita. ngomong-ngomong sejak kapan tas punya jenis kelamin ya? hehehe

jika kali sebelumnya saya melihat tas jinjing warna putih yang dibawa ajudan ibu menteri itu bermerek louis vuitton, kali ini tas jinjing warna putih yang dibawa ajudan bu menteri bermerek dior. saya tidak mempermasalahkan harganya karena kalau asli pasti mahal sekali tampaknya. bisa belasan atau mungkin puluhan juta harganya.

kalau bu menteri bisa membeli, sah-sah saja bukan tas seharga berapa pun yang dijinjing ajudannya. bisa jadi pembelian tas itu tidak menggunakan anggaran negara. jadi, sah-sah saja bukan?

kita saja yang sering sirik melihatnya. sirik itu mungkin muncul karena ketidakmampuan kita. mengetahui harganya saja di toko louis vuitton di plasa indonesia, saya sudah gemetar dibuatnya. hehehe

seminggu setelah saya mendapati koleksi kedua tas jinjing warna putih bu menteri, pak beye didampingi bu ani dan bu ida meluncurkan gerakan “aku cinta indonesia” dan logo “100 % cinta indonesia” pada saat pembukaan pameran jakarta international handicraft trade fair ke-11(inacraft 2009) di jakarta convention center.

gerakan aku cinta indonesia kini juga diperluas. bukan saja made in indonesia melainkan jugacreated in indonesia. kita berpikir positif saja. koleksi tas jinjing warna putih bu menteri mungkin bermerek asing seperti tertera dalam kilau logam mulia di muka kulit tasnya. tetapi siapa tahu, itu buatan anak-anak indonesia. tanggulangin misalnya.

mari kita galakkan gerakan cinta indonesia. kita gunakan ramai-ramai juga sedan mercedes-benz misalnya. karena toh ujung knalpotnya dibuat para buruh di purbalingga. tetapi itu juga kalau punya uang untuk membelinya. jangan pakai uang negara ya.

selamat berbelanja di akhir pekan anda. jangan lupa kampanyekan cinta produk indonesia. bukankah kampanye masih musim hari-hari belakangan ini? soal pemenuhannya, ya anda tahu semualah seperti apa.

untuk produk tertentu, saya juga suka dengan produk luar negeri sana. bedanya, tidak selalu kesukaan saya mewujud dengan barang di genggaman saya. daaaaa

Tags: , , , ,

Share on Facebook
27 tanggapan untuk “Koleksi Tas Putih Bu Menteri”
  1. Unang Muchtar,
    — 25 April 2009 jam 5:31 pm

    Saya pikir tadinya tas yang dipakai oleh Ibu-ibu yang suaminya Menteri, taunya tas yang dipakai oleh seorang Menteri perempuan…..

    Kapan dong Mas Inu, mengambil foto dompet Pak Menteri, merk apa ya……. ?


  2. bambang p.s.,
    — 25 April 2009 jam 7:08 pm

    Ada bagusnya diwajibkan pake tas buatan Indonesia yang terbuat dari bahan bekas (ha….ha….), yaitu tas yang dibuat dari bungkus bekas sabun cuci atau sabun pewangi dll yang saat ini mulai marak dijual di supermarket. Manis-manis lho bentuknya, dan lagi pula bangga buatan Indonesia dan sekaligus kampanye daur ulang demi lingkungan hidup. :-)

    Eh….. jadi penasaran, melihat profil dari belakang ibu satu itu …….. kayaknya ibu yang berurusan dengan suntik menyuntik yah? Penasaran aja mas, habis ngasih teka teki terus he….he….


  3. Vanya,
    — 25 April 2009 jam 7:20 pm

    Mas Inu, menyimpang dari topik nih dan kayaknya ngak penting banget. Aku pernah baca beberapa kali tentang kebiasaan pejabat kita untuk dibawakan tas plus mungkin beberapa file oleh ajudannya. Sudah lama aku ingin bertanya, tp tentu ngak tau harus tanya siapa. Mungkin Mas Inu tau jawaban/alasannya.

    Apakah hal spt itu umum dilakukan para pejabat kita? Hanya wanita atau pria juga begitu? Bgmn dgn pejabat di negara lain, apakah seperti itu juga? Memangnya tugas ajudan itu apa sih Mas? Mengapa para pejabat tsb perlu dibawakan perlengkapan-nya oleh ajudannya, soalnya kalau banyak banget mungkin iya, tp kalo cuma beberapa? Jadi apa yg dipegang/dibawa oleh pejabat tsb saat berjalan? Apa mungkin alasannya krn para pejabat tsb perlu siap ya, kalau-kalau mendadak ketemu orang dan hrs berjabat tangan atau diinterview wartawan atau difoto… begitu ya???

    Mas, ini murni perasaan ingin tau dan heran lho, bukan bermaksud ngeledek. dan mohon maaf kalau ada yg tersinggung dgn pertanyaan ini. Saya sendiri hampir setiap hari membawa file, laptop dan tas tangan, malah kadang ompreng makan siang. Kadang untuk praktis saya masukkan ke ransel semua , terutama kalau bepergian dgn pesawat, walaupun kadang saat itu saya pakai jas/blazer (ngak matching ya…. hehehe…. cuek aja tuh…). Memang saya ngak punya ajudan sechhhh…… :)


  4. abuga,
    — 25 April 2009 jam 8:33 pm

    eits……….. kasihan juga si bapak itu.

    sudah gagah-gagah (postur militer), bawa radio eh. kerjanya cuman bawain tas.

    kacian deh lo ajudan!


  5. edysuherlisuhaimi,
    — 25 April 2009 jam 8:40 pm

    kalau boleh, sampaikan salam buat bu mentri, mas. semoga sukses tuk periode berikutnya. (kalau dipilih lagi tentunya)


  6. yudhistira abyasa,
    — 25 April 2009 jam 8:48 pm

    bukannya Bu Menteri ini dulu bikin heboh luar negeri (khususnya Paman Sam), dengan bukunya yang berani itu?

    Ternyata oh ternyata…, demennya sama produk luar negeri?
    Wah…kalo Pak Prabowo jadi Presidennya, pasti beliau tidak memilihnya lagi…
    Pak Prabowo kan selalu bilang “Saya Prabowo Subianto, cintailah produk2 dalam negeri..”
    iya kan? hehehe…

    Salam hangat…


  7. BEKA,
    — 25 April 2009 jam 10:23 pm

    ga mo blajar dari Presiden Obama. Bawa tas sendiri. Memang bangsa ini masih super feodal. dah gtu kata nya banyak pejabat yg barangnya merek Casio (di-Casih orang) n Hamer (Hasil meres). Mudah2an ga bener britanya….


  8. linda,
    — 25 April 2009 jam 10:58 pm

    Waduh… kan obat-obatan banyak yang masih impor, ponstan, claritin, vitorin, tensivak, centrum A-Z, tamoven, concor, rizen, bahkan obat suntik KB..jadi tak ada salahnya dong madame pakai barang-barang percantik diri yang impor pula…..Inu Wisnu siti sirik tanda tak mampu aahhh….!!

    Bu Mensos zaman dulu juga punya beberapa tas ‘ceu onel’ eh Channel yang cantik banget, dan selalu dijinjing oleh ajudan laki-laki, pemuda guanteng yang mau tak mau harus menurut saja apa yang disuruh bu menteri. Teman-teman saat itu sempat iseng berbisik-bisik, ‘itu ajudan bu mensos nenteng Channel, kurang lengkap rasanya kalau di Istana tangan tak melambai-lambai dan jalannya tidak pula lenggak-lenggok..’

    inu: wakakakaka. lucu endingnya mbak linda. saya terpingkal2 nih di depan komputer :)


  9. heriyadi,
    — 25 April 2009 jam 11:24 pm

    Hehehe ada yang salah dalam kampanye cinta produk Indonesia. Ini diartikan membabi-buta bahwa kita harus membeli semua produk Indonesia, maaf saja saya sih pecinta barang bagus dan rasionalitas di atas segalanya.

    Indonesia sendiri tidak jelas dalam mengembangkan industrinya, kelebihan-kelebihan sumber daya alam Indonesia yang bisa dikembangkan cuma dijual dalam barang mentah dan kita malah impor hasil jadinya. Sementara Indonesia malah membuat produk-produk yang bukan unggulannya misal ketololan yang paling utama buat saya adalah mengembangkan industri tekstil dengan bahan dasar kapas/benang yang diimpor dari India.

    Betapa indahnya kalo kita memperkuat industri yang kita memang kuat seperti rotan, kita impor ke negara Eropa setelah diolah, lalu keuntungannya kita pakai buat beli barang dari sana yang memang keunggulan mereka seperti Dior, Channel, LV. Semua senang, semua untung. Maaf Pak JK susah cari sepatu lokal yang enak, tahan lama dan nomornya 45.

    Ups terlalu serius ah komentarnya untuk di blog Mas Wisnu yang santai tapi dalam ini.


  10. Marayani,
    — 26 April 2009 jam 12:06 am

    Yang namanya perempuan, mau muda atau tua,
    kaya atau miskin, suka keindahan dan fashion.
    Buat saya sih sah2 aja, bu mentri punya koleksi
    tas mahal atau warna putih. Saya juga kalo
    ada duit mau tuh punya tas kayak gitu.
    Itu tandanya bu mentri fashionable.
    sepanjang dia menjalankan tugasnya dengan baik
    khan nggak ada salahnya.


  11. anas,
    — 26 April 2009 jam 7:08 am

    Mas…? aku hanya ingin tebak isi tas putih ada lipstik,bedak,cermin kecil,sisir plus tasbih…?yg lain
    bu menteri lebih tau….?selamat weekend.


  12. Rozany,
    — 26 April 2009 jam 8:04 am

    Mas inu..aru aru dake…..
    Tas dikomentarin…….saya yakin itu dibikin di indonesia ,jangan salah wong jogja bisa bikin merk apapun.siapapun pasti gak tau…. laha wong bu mentri aja kena tipu….heeeeeeee.Mending kita pelototin aja kelakuan anak2 pejabat yang suka borju…mungkin pengeluaran mereka lebih beasr dari pengeluaran bapaknya……


  13. Rudi,
    — 26 April 2009 jam 8:48 am

    Mas
    Katanya temen saya, jangan ge er dulu , di blok M ato Tanag Abang Jakarta, mo merek appa aja boleh dapat murah………………. asselli buatanan Indonesia………..hehe……………
    hoyyyoo………………siapa mo beli…………………….


  14. Rahardjo,
    — 26 April 2009 jam 10:03 am

    Mas Inu yang dipanggil Bu Menteri itu Menteri beneran ato Isteri Menteri, karena dikantor saya yang dipanggil Bu Menteri itu ya isteri Menteri karena Menterinya laki2 dan dipanggil Pak Menteri… he..he..
    Tolong diintip lagi sekarang masih nggak seperti itu, karena Bu Menteri ini juga hobbynya inet dan kayanya sdh diinfokan posting ini.


  15. linda,
    — 26 April 2009 jam 10:19 am

    Sekedar ‘nyelonong’ nambahkan untuk mas Raharjo. Pertama, coba perhatikan dengan seksama, rambut dan pinggang si ibu…., kira-kira dia adalah istri menteri atawa dia yang menteri? Kedua, kebangetan buanget kalau istri menteri datang ke Istana ( karena ia sedang berjalana menelusuri koridor samping Istana ), pakai ajudan pula, dan tangan melenggang tas dibawakan oleh sang ajudan. Apa ada istri menteri juga pakai ajudan?? Boleh dong saya belajar kenal……, sambil saya juga bermimpi ingin punya ajudan juga aaaah… ( lalu komentar teman-teman kelak : Eh, emang siape eluuu??)… huahahahaaa….piiiizzzz…!!


  16. jumain,
    — 26 April 2009 jam 2:18 pm

    Karena ambil photonya dari belakang, multi penafsiran pun banyak, isteri Menteri atau Menteri, atau ibu lain. Kalau fair sebenarnya kita foto dari depan. Masalah merk tidak perlu dipermasalahkan. Yang saya soroti adalah begitu murahnya di negara kita ini menggaji seorang pengawal/sekretaris/pendamping atau apa pun namanya. Di negara kaya tempat saya tinggal ini, sangatlah jarang pengawal ditugaskan dan dibiayai negara untuk ikuti/dampingi/jagaain apalagi ngangkatin tas jinjing satu Perdana Menteri apalagi satu Menteri. Too expensive. Dan orang pun gengsi mau bekerja untuk itu. Bedanya, di negara Afrika yang miskin, gambaran seorang pengawal membawa tas Menteri (perempuan) malah sering saya lihat. Kalau itu bisa dipadankan, ya kita seperti negara Afrika miskin saja. Malunya aku ini baaah.


  17. Rahmat,
    — 27 April 2009 jam 7:43 am

    Bagaimana masyarakat bisa percaya dengan kampanye pemerintah tentang Aku Cinta Indonesia kalau pejabat2nya seperti bu Menkes ini lebih suka memakai produk asing. Kalau gak salah, bu menteri ini senang sekali bicara “untuk rakyat, demi rakyat, peduli rakyat” tapi kok gak bisa ngasih tauladan yah.


  18. ainun,
    — 27 April 2009 jam 1:17 pm

    hhihhihihi
    m inu….. kali aja bu menkes dikasih teman, tetangga, relasi ato mlh bu presiden ……


  19. Rumongso,Si Blonek alias blogger nekat,
    — 27 April 2009 jam 8:07 pm

    Mas Inung.
    Minta data:
    1.merk jam tangan pak beye.
    2.sepatu pak beye
    3.farfum pak beye.(waktu pemakaman pak harto ,orang ndeso di lereng lawu nyeletuk:pak beye dan rombongan sudah sampe jakarta wangi farfumnya masih tertinggal di matesih.tenan ki!)
    4.jas pak beye (syukur-syukur saya dapat lungsurannya karena kata teman-teman postur saya sama besar dan tinggi dengan pak beye)


  20. hestu,
    — 27 April 2009 jam 9:54 pm

    Tadi ibu menteri lagi diwawancara di metro tv tentang manfaat asuransi masyarakat miskin.
    Tolak belakang banget yah ama harga tas nya.


  21. Mafia,
    — 28 April 2009 jam 2:28 am

    Saya belum menemukan pejabat yang bener2 merakyat sepenuh hati memikirkan rakyat kecil, Apalah arti sebuah tas yang mahal2 jika disekeliling kita masih banyak rakyat yang kelaparan..???

    Andaikan saja mental para pejabat2 kita itu tidak serakah, mungkin mereka tidak akan sampai hati membeli harga tas2 mereka yang berjuta2 itu hanya karena gengsi.

    Wahai kalian yang selalu di istana, cobalah kalian sadar akan nasib rakyat kecil yang masih pada kesusahan demi mencari sesuap nasi untuk esok hari..


  22. tusum,
    — 29 April 2009 jam 5:16 pm

    Mas Wisnu, apakah ini sesuai dengan cita-cita ibu Kartini ?.


  23. nongol,
    — 29 April 2009 jam 11:59 pm

    haha…

    itu merk luar negeri tapi buatan dalam negeri…

    jadi bener cintailah produksi dalam negri.. (meski yang punya pabrik orang luar negri)
    wkwkwkw


  24. okedoki,
    — 1 Mei 2009 jam 8:06 am

    kalo aku punya duit kubelikan juga biniku tas LV,tapi kalo class atas bolehlah 4 prestise kan ! cuman kalo aku tebak isinya tas putihnya mantri cacar terdapat blackberry …..ha3x makanya kalian jangan maniso ya……seeyaa salam dari lasvegas


  25. imran rusli,
    — 1 Mei 2009 jam 2:39 pm

    Ah itukan tas merek euis piton dan dio dari Palembang


  26. bambang haryanto,
    — 13 Mei 2009 jam 10:15 am

    Tas putih itu nampaknya memang super berat, sehingga butuh bantuan ajudan. Saya perkirakan isinya jutaan tablet oseltamifir dan zanamivir, ratusan contoh masker untuk menghindari penularan virus H1N1, juga ada majalah gaya hidup sehat Prevention, majalah awet muda Longevity (perempuan kan punya life span yang lebih tinggi dibanding kaum pria), dan juga majalah Vogue terbaru yang mengupas cara-cara mensasak rambut secara instan, tetapi tetap bisa tampil secara elegan.


  27. Lin,
    — 13 Mei 2009 jam 11:04 am

    mas inu, kalau dipikir2 bu menteri agak centil :D (maaf ya bu…)
    bu menteri suka banget tampil di tv malahan punya acara sendiri di metro.
    bayarnya (mungkin) pakai uang negara tapi isi acaranya??? TIDAK BERMUTU.
    padahal duitnya lebih baik buat bikin puskesmas di daerah2 terpencil :-(
    kalau tasnya bu ani merknya apa???