08 August, 2009

Ajudan Menteri Luar Negeri (2002 - 2004), sebuah kenangan

diambil dari :

http://fiki-oktanio.blog.friendster.com/2006/09/ajudan-menteri-luar-negeri-2002-2004-sebuah-kenangan/

"Siap….. Perintah!!!!" , "Mohon Izin….", "Mohon Petunjuk….", "Siap…. Salah", "Persiapan…..", "B-16 meluncur….", "Pejambon 1 bersinar…..", "B-16…. merapat"

itulah beberapa kata yang selama 2 tahun aku sering ucapkan. Bagi yang belum mengenalku, pikiran pertama pasti mengira aku tentara atau body guard, paling apes disebut satpam…. tapi tunggu dulu, jauhlah aku dari hal itu, wong bela diri aja ngga bisa, jadi sulitlah aku menjadi hal itu.

aku bekerja di Deplu, iya Departemen Luar Negeri, aku murni sipil dan tidak punya latar belakang sebagai tentara. potongan ngga ada, main bola paling kuat 5 menit.

aku sering mengatakan itu, karena aku mendapat kehormatan menjadi ajudan Menteri Luar Negeri. Menjadi ajudan tak pernah terbayangkan dalam pikiranku, bahkan saat awal menjadi ajudan aku ngga tahu apa itu ajudan?

tak salah jika orang menganggap tugas ajudan adalah membawakan tas dan berkas-berkas yang menumpuk punya si bos, membukakan pintu mobil, mendampingi bos kemana aja. tetapi bagiku menjadi ajudan adalah sebuah kehormatan, kebanggaan, pengalaman yang paling berharga dan pelajaran hidup yang berharga. apa yang aku dapati dari ajudan…. banyak, bukan hanya banyak dapat perjalanan dinas, banyak dapat makan gratis karena dampingin bos ke acara makan-makan dsb hehehehe lebih dari itu, jauh lebih dari itu yang sekarang ini aku baru merasakan manfaatnya

pengalaman yang paling berharga adalah bisa masuk ke dunia yang sangat asing bagi diriku. aku banyak bergaul dengan teman-teman ajudan dari tni dan polri. sebelumnya aku tidak mengenal bagaimana kehidupan abdi negara kita yang tentara dan polisi. dari obrolan, berbagi pengalaman (saat nunggu di pantry istana, atau sidang kabinet) aku bisa menyelami kehidupan lain selain dari profesi yang aku miliki. kita sering berbagi pengalaman, ngobrol (kalau tidak tidur atau ngerokok tentunya hehehehe) sehingga aku semakin memperkaya diriku dengan pengalaman hidup yang jauh dari yang aku jalanin.

Menjadi ajudan berarti memiliki dedikasi dan loyalitas yang tinggi. itu memang sering didengung-dengungkan orang. tetapi aku baru merasakan arti sebuah pengabdian. bagaimana tidak, kita ditempa untuk menyampingkan kepentingan pribadi demi menjalankan tugas kita. tak terhitung jumlah waktu pribadi terpakai untuk melayani kepentingan atasan kita. teringat idul fitri pertama setelah aku menikah, aku tidak bersama istriku tercinta karena harus menjalankan tugas mulia. tempaan ini semakin mempertebal dedikasi dan loyalitasku di masa yang akan datang.

Aku juga beruntung bisa mendapatkan rasa percaya diri yang tinggi. bayangkan, menjadi ajudan harus punya rasa itu. aku masihlah kroco yang tiba-tiba harus melayani orang nomor satu di departemenku. hal itu memupuk rasa percaya yang tinggi. kita harus bisa melayani tamu-tamu menteri yang semuanya juga bos-bos kita, kita mendapatkan keistimewaan untuk masuk ke istana (walaupun nunggu di pantry atawa panas-panasan di pakiran) dan tempat-tempat lain yang belum tentu bisa kita masuki.

banyak sekali pelajaran dan pengalaman yang aku peroleh saat menjadi ajudan. tetapi yang paling penting, dan tidak semua orang memperoleh kesempatan adalah kita bisa berinteraksi dengan seorang menteri tanpa melihat embel-embel jabatan. orang lain melihat seorang menteri dari jabatannya saat berkantor, tetapi kita memiliki keiistimewaan mengenal bos kita as a person, dan tentunya memperoleh pelajaran berharga dari beliau saat beliau benar-benar melepaskan atribut jabatan dan bertindak sebagai orang yang kita tuakan.

2 tahun menjadi ajudan merupakan pengalaman yang tak akan terlupakan bagiku. banyak hal yang aku peroleh dan pelajari yang saat ini aku memetik manfaatnya. menjadi sebuah kehormatan dari diriku bisa melayani Menteri Luar Negeri.

Pada kesempatan ini, izinkan saya dari lubuk hati yang paling dalam untuk mengucapkan terima kasih kepada:

  1. Bapak dan ibu Hassan Wirajuda atas segala bimbingannya, merupakan sebuah kehormatan untuk saya mempunyai kesempatan langka seperti ini.
  2. Mas Yusron dan Mas Endro, rekan seperjuangan yang atas kerjasama yang baik selama ini
  3. seluruh Crew kediaman Menlu, atas kebersamaan dan kerjasama
  4. tim walpri, yang memberikan dedikasi tinggi dalam mengawal keselamatan atasan.
  5. Atasan dan kolega di BAM, atas kepercayaan yang diberikan
  6. teman sesama ajudan kabinet gotong royong, atas segala kebaikan, obrolan dan segala hal yang telah diberikan
  7. tentunya teman angkatan CM V yang selalu memberikan support

Akhir kata, aku seperti ini karena pengalaman dan pelajaran yang tak henti aku petik selama ini. menjadi ajudan bisa menjadi salah satu soko guruku untuk masa yang akan datang.

No comments:

Post a Comment