Foto: Laurencius Simanjuntak/detikcom
Setidaknya ada 2 isu yang dibahas dari pertemuan-pertemuan tersebut. Pertama, terkait amburadulnya pelaksanaan pemilu legislatif dengan kisruh DPT sebagai masalah utamanya dan kedua terkait koalisi untuk menghadapi Pilpres 8 Juli mendatang.
Adagium 'peta politik bisa berubah setiap detik' nampaknya juga mempengaruhi pertemuan-pertemuan di rumah Mega. Para tamu bisa datang tiba-tiba di luar jadwal, dan para tamu juga bisa tiba-tiba batal bertandang.
Image via Wikipedia
Melihat setiap pertemuan menjadi target pemburu berita, pihak Teuku Umar pun menyulap sebuah garasi menjadi ruang konferensi pers. Garasi ini pun dihiasi dengan kain merah putih dan sebuah meja panjang lengkap dengan backdrop bergambar Mega bertuliskan 'Rumah Perjuangan'.
Tidak hanya ruang konferensi saja yang dibuat untuk mengapresiasi aktivitas wartawan, pihak Teuku Umar juga menyediakan makanan prasmanan 3 kali sehari untuk para pemburu berita yang mungkin keroncongan karena lama menunggu.
"Gue udah kaya anak asuh Mega di sini," kata seorang wartawati TV yang sudah berminggu-minggu nongkrong di rumah Mega dari pagi sampai sore hari, Rabu (29/4/2009).
Melihat cuaca Jakarta yang terik belakangan ini, pihak Teuku Umar juga menyediakan sejumlah blower dengan uap air dan dua buah AC yang bisa setiap saat dinyalakan. Para wartawan yang baru saja kekenyangan atau yang baru kepanasan di jalan bisa lansung mendekat.
"Wussss........." uap air menyembur menyegarkan badan.
No comments:
Post a Comment