29 November, 2009

detikcom : Aparat Keamanan Bersalah Biarkan Konflik Horisontal

title : Aparat Keamanan Bersalah Biarkan Konflik Horisontal
summary : Kecaman terhadap aksi pendukung Kapolri terus berdatangan. Ketua Umum PBNU KH Hasyim Muzadi menilai aparat keamanan bersalah telah membiarkan bibit konflik horisontal berkembang di tengah-tengah masyarakat. (read more)

detikcom : Massa Kompak Dibubarkan Massa Pendukung Kapolri

title : Massa Kompak Dibubarkan Massa Pendukung Kapolri
summary : Massa dari Kompak berdemo di Bundaran Hotel Indonesia (HI), Jakarta Pusat. Tiba-tiba sekelompok massa yang mengaku pendukung Kapolri datang dan menghampiri massa Kompak. (read more)

25 November, 2009

detikcom : KPK Segera Proses Kasus Anggodo

title : KPK Segera Proses Kasus Anggodo
summary : Mabes Polri akan segera menyerahkan perkara Anggodo Widjojo agar ditangani oleh Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK). Proses terhadap adik buronan KPK, Anggoro Widjojo tersebut akan segera dilakukan oleh KPK. (read more)

detikcom : Kangen JK yang Cepat dan Tegas

title : Kangen JK yang Cepat dan Tegas
summary : Kisruh soal Bank Century dan kasus Bibit-Chandra yang berlarut-larut membuat beberapa kalangan masyarakat merindukan sosok pemimpin pengambil keputusan super cepat dan tegas. Rupanya hal ini masih melekat pada sosok mantan Wapres Jusuf Kalla (JK). (read more)

24 November, 2009

Anas Tak Mau Ramal Nasib Boediono dan Sri Mulyani

Wacana agar Boediono dan Sri Mulyani nonaktif dari jabatan sebagai Wapres RI dan Menkeu RI mengemuka di sela hiruk pikuk kasus Bank Century. Apakah proses angket DPR kelak mengharuskan dua petinggi negara ini mundur?

"Saya tidak mau jadi juru ramal. Kita serahkan semua prosesnya di pantia
angket," jawab Ketua FDP Anas Urbaningrum di Gedung DPR, Senayan, Jakarta, Selasa (24/11/2009).

Boediono dan Sri Mulyani diduga merupakan tokoh kunci dalam bailout Bank Century semasa keduanya menjabat sebagai Gubernur BI dan Plt Menko Perekonomian. Terlebih hasil audit investigasi BPK menemukan indikasi adanya pelanggaran prosedur pengambilan kebijakan menyuntikan dana Rp 6,7 triliun itu.

Menyusul pemaparan BPK tersebut, FPD akhirnya menyatakan dukungan terhadap usul pengajuan hak angket Century. Hingga kini sudah 95 persen dari 144 anggota FPD sudah menandatangani usul pengajuan hak angket yang digagas oleh FPDIP.

Anas menegaskan, perubahan sikap FPD didorong semangat membuat kasus tersebut menjadi terbuka. Jangan sampai proses politik di dalam parlemen malah menjadikan kasus yang menyedot perhatian masyarakat tersebut malah berakhir tidak jelas.

"Agar jelas bagi kami dan juga bagi publik, terang benderang dan tidak ada yang ditutup-tutupi," pungkasnya.(detikcom)

Wakabareskim: Kasus Anggodo Diserahkan ke KPK

Liputan6.com, Jakarta: Kepolisian akan menyerahkan kasus pengusaha Anggodo Widjoyo ke Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK). Sebab, KPK memiliki alat bukti untuk menjerat Anggodo sebagai tersangka. Sementara kepolisian minim alat bukti. Bila nanti ada kasus pidana umum yang melibatkan Anggodo, baru Polri akan turun tangan. "Kalau ada yang bersentuhan dengan korupsi, kita serahkan ke KPK," kata Wakil Kepala Bagian Reserse Kriminal Polri Inspektur Jenderal Polisi Dikdik Mulyana Arief Mansur di Jakarta, Selasa (24/11) siang.

Seperti dikutip ANTARA, Dikdik mengatakan, selama ini Polri kesulitan menetapkan Anggodo sebagai tersangka karena minim alat bukti. Berdasarkan rekaman pembicaraan Anggodo, Polri telah memeriksa delapan saksi. Namun hingga kini Polri belum menemukan keterangan yang bisa menjerat pengusaha asal Surabaya, Jawa Timur itu. Padahal Polri sebenarnya telah menyiapkan enam pasal untuk menjerat Anggodo yakni suap, permufakatan jahat, penyalahgunaan wewenang, fitnah, pencemaran nama baik dan penghinaan institusi negara.(ZAQ)

23 November, 2009

detikcom : Susno & Ritonga Aktif Lagi, Bukti SBY Tak Niat Berantas Mafia Hukum

title : Susno & Ritonga Aktif Lagi, Bukti SBY Tak Niat Berantas Mafia Hukum
summary : Susno Duadji aktif kembali memimpin Bareskrim Mabes Polri. Demikian pula Abdul Hakim Ritonga yang di kabarkan akan kembali menjadi Wakil Jaksa Agung. Aktivis eksponen \'98 pun menyayangkah hal itu. (read more)

20 November, 2009

detikcom : Potong Kuping Ruhut Jika Dana Bailout Century Mengalir ke PD dan SBY

title : Potong Kuping Ruhut Jika Dana Bailout Century Mengalir ke PD dan SBY
summary : Anggota Fraksi Partai Demokrat Ruhut Sitompul menegaskan, tak ada aliran dana terkait bailout Rp 6,7 triliun Bank Century ke Partai Demokrat atau SBY. (read more)

detikcom : PD Tuding Angket Century Hambat Program 100 Hari SBY

title : PD Tuding Angket Century Hambat Program 100 Hari SBY
summary : Bergulirnya hak angket Bank Century membuat gerah Partai Demokrat (PD). Partai yang didirikan oleh Presiden SBY ini menuding angket tersebut telah menghambat program 100 hari yang tengah dijalankan Kabinet Indonesia Bersatu (KIB) II. (read more)

detikcom : Harus Jelas Tujuan Polri Panggil Media Massa

title : Harus Jelas Tujuan Polri Panggil Media Massa
summary : Pemanggilan Polri terhadap dua media massa, Kompas dan Sindo, harus jelas tujuannya. Kalau hanya minta dukungan data dari media terkait laporan Anggodo Widjojo, seharusnya tidak jadi masalah. (read more)

detikcom : Harus Royal Beri Uang & HP pada Penyidik

title : Harus Royal Beri Uang & HP pada Penyidik
summary : Suburnya praktik mafia kasus disebabkan lemahnya pengawasan internal. Para pengawas lebih sering memeras anggotanya yang nakal dibanding memberikan sanksi. (read more)

detikcom : Dulu Bervespa, Sekarang Naik Alphard & Punya 3 Rumah

title : Dulu Bervespa, Sekarang Naik Alphard & Punya 3 Rumah
summary : Ari Muladi awalnya dikenal sebagai makelar tanah. Ia kemudian menjadi pengusaha SPBU. Sementara Edi Sumarsono awalnya  biasa bervespa, kini Edi ke mana-mana naik Alphard. (read more)

detikcom : Laporan Anggodo Cepat Ditanggapi, Polisi Dinilai Ingin Bungkam Media

title : Laporan Anggodo Cepat Ditanggapi, Polisi Dinilai Ingin Bungkam Media
summary : Polisi begitu cepat merespons laporan Anggodo dengan memanggil harian Kompas dan Sindo. Sebaliknya, polisi malah bertele-tele dalam mengusut dugaan percobaan penyuapan yang dilakukan adik Anggoro Widjojo tersebut. Ada apa? (read more)

detikcom : Harian Kompas dan Sindo Dipanggil Polisi Atas Laporan Anggodo

title : Harian Kompas dan Sindo Dipanggil Polisi Atas Laporan Anggodo
summary : Polisi memanggil redaksi Harian Kompas dan Koran Seputar Indonesia (Sindo). Pemanggilan terkait pemberitaan tanggal 4 November 2009 tentang rekaman dugaan rekayasa yang diputar di MK. (read more)

detikcom : Gayus: Komisi III Sangat Menyedihkan

title : Gayus: Komisi III Sangat Menyedihkan
summary : Anggota Komisi III DPR Gayus Lumbuun keluar di saat rapat kerja DPR dengan Polri, Kejaksaan Agung, dan KPK tengah berlangsung. Gayus menilai rapat tersebut sia-sia karena ketidakterbukaan dari pihak Kejagung. (read more)

detikcom : Dicecar Wartawan Soal Pemanggilan Media Massa, Mabes Polri Bungkam

title : Dicecar Wartawan Soal Pemanggilan Media Massa, Mabes Polri Bungkam
summary : Kompas dan Seputar Indonesia akan dipanggil Polri terkait pemberitaan tentang transkrip penyadapan di MK. Pejabat Polri yang kebetulan sedang rapat di ruang Komisi III pun langsung diserbu wartawan. (read more)

19 November, 2009

detikcom : Golkar: Hak Angket Century Sebuah Realitas Politik

title : Golkar: Hak Angket Century Sebuah Realitas Politik
summary : Fraksi Partai Golkar menilai aspirasi masyarakat yang menginginkan adanya hak angket untuk mengungkap kasus dana talangan (bailout) Bank Century adalah sebuah realitas politik. (read more)

detikcom : Menko Polhukam: Jangan Diartikan Bukan-bukan

title : Menko Polhukam: Jangan Diartikan Bukan-bukan
summary : Tidak perlu dipertanyakan lagi maksud dari pernyataan Presiden SBY yang minta tidak didorong-dorong dan dipaksa-paksa terkait rekomendasi Tim 8. Semua sudah dijelaskan langsung oleh Presiden SBY. (read more)

detikcom : Anggodo Selalu Dibentengi Dua Pengawal

title : Anggodo Selalu Dibentengi Dua Pengawal
summary : Anggodo Widjojo, tokoh kunci dalam kasus dugaan suap pimpinan KPK non aktif, merasa dirinya dalam bahaya. Untuk itu dua orang pengawal selalu mengikuti kemana pun dia pergi. (read more)

17 November, 2009

detikcom : Kegiatan Tim 8 Selama 14 Hari Masa Tugas

title : Kegiatan Tim 8 Selama 14 Hari Masa Tugas
summary : Dalam melaksanakan tugas yang dibebankan pada Tim 8, Tim 8 telah melakukan berbagai kegiatan yang bertujuan untuk mengumpulkan fakta terkait proses hukum atas Chandra dan Bibit, serta melakukan proses verifikasi melalui gelar perkara oleh para penyidik Kepolisian yang dihadiri oleh peneliti perkara dari Kejaksaan Agung. (read more)

detikcom : Latar Belakang dan Ruang Lingkup

title : Latar Belakang dan Ruang Lingkup
summary : Di halaman 5 dan 6, rekomendasi Tim 8 berisi tentang latar belakang masalah kasus Bibit dan Chandra. Dalam Bap I ini, Tim 8 juga menuliskan tentang ruang lingkup kasus tersebut. (read more)

detikcom : Ringkasan Kesimpulan dan Rekomendasi

title : Ringkasan Kesimpulan dan Rekomendasi
summary : Berikut ini adalah rekomendasi lengkap Tim 8 yang diserahkan kepada Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY). Halaman pertama dan 1 dokumen setelah 31 halaman ini berisi halaman depan dan daftar isi. (read more)

detikcom : Surat Dibuat di Matraman 6 Juni 2009

title : Surat Dibuat di Matraman 6 Juni 2009
summary : Bukti bahwa surat pencabutan pencegahan atas nama Anggoro Widjojo palsu dikuatkan Ari Muladi. Menurut pengakuannya di hadapan Tim 8, surat tersebut dibuat di daerah Matraman, Jakarta, bersama Yulianto. (read more)

detikcom : Komjen Pol Susno Duadji Kembali Jabat Kabareskrim

title : Komjen Pol Susno Duadji Kembali Jabat Kabareskrim
summary : Komjen Pol Susno Duadji tampak sumringah. Pasalnya, tugas Tim 8 telah selesai dan karena itu mulai hari ini juga ia kembali menjabat sebagai Kepala Bareskrim Mabes Polri. (read more)

detikcom : Minta Dijelaskan Soal Mobil di Pasar Festival, Penyidik Kelimpungan

title : Minta Dijelaskan Soal Mobil di Pasar Festival, Penyidik Kelimpungan
summary : Polisi menuding ada uang dari Ari Muladi ke Bibit-Chandra. Salah satu buktinya adalah mobil yang terekam di area Bellagio dan Pasar Festival Kuningan. Namun penyidik tidak bisa memastikan apakah mobil tersebut milik Bibit-Chandra. (read more)

detikcom : Hasil Dinilai Tak Objektif, Bonaran Minta SBY Abaikan

title : Hasil Dinilai Tak Objektif, Bonaran Minta SBY Abaikan
summary : Rekomendasi Tim 8 yang meminta Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) untuk menghentikan kasus Bibit-Chandra dinilai tidak objektif. Pihak Anggodo akan mengirimkan permohonan kepada SBY agar mengabaikan rekomendasi itu. (read more)

detikcom : Beda Dengan Susno, Ritonga Tetap Mundur

title : Beda Dengan Susno, Ritonga Tetap Mundur
summary : Komjen Pol Susno Duadji kembali menjabat sebagai Kabareskrim Mabes Polri setelah tugas Tim 8 rampung. Berbeda dengan Susno, mantan Wakil Jaksa Agung Abdul Hakim Ritonga masih keukeuh untuk mundur. (read more)

06 November, 2009

detikcom : Amien Rais: Anggodo Harus Disekap

title : Amien Rais: Anggodo Harus Disekap
summary : Amien Rais ikut angkat bicara seputar masih belum ditahannya Anggodo Widjojo. Amien berpendapat Anggodo sebaiknya disekap sampai semua informasi terkait rekaman rekayasa dugaan kriminalisasi pimpinan KPK terungkap. (read more)

detikcom : Tim 8: Keterangan Susno Inkonsisten

title : Tim 8: Keterangan Susno Inkonsisten
summary : Kabareskrim Komjen Pol Susno Duadji dinilai banyak melakukan inkonsistensi saat menjawab pertanyaan Tim 8. Keterangan Susno tidak sama persis dengan yang telah dikatakannya. (read more)

03 November, 2009

Jawaban Anggodo Soal Ancaman Membunuh Chandra

Dalam rekaman yang diperdengarkan dalam sidang Mahkamah Konstitusi (MK) hari ini, ada ancaman pembunuhan terhadap Chandra Hamzah, pimpinan KPK yang kini ditahan oleh polisi.

Chandra akan dihabisi bila sudah berada di penjara. Ancaman itu dilontarkan oleh orang yang diduga bernama Anggdo Widjaja, adik buronan Anggoro Widjaja.

Setelah mendengar ancaman itu, kuasa hukum Bibit dan Chandra, Bambang Widjayanto mendesak MK untuk segera mendesak kepolisian membebaskan Candra dan Bibit.

"Kami takut Chandra dihilangkan. Kami minta Chandra dipindahkan, atau dikeluarkan sekarang juga demi melindungi Chandra. Chandra harus dilindungi dan ditempatkan di tempat yang aman. Ini sudah mengancam nyawa orang," tegas Bambang .

Dalam wawancara khusus di TVOne, semula Anggodo menjelaskan bahwa tidak 100 persen yakin itu suaranya. Tapi tidak lama kemudian—setelah jeda iklan—Anggodo memastikan bahwa suara orang yang mengancam itu bukan suaranya.

“Itu bukan suara saya,” katanya. Anggodo juga menegaskan bahwa penjara itu dikawal ketat polisi, kalau mau membunuh Bibit dan Chandra, maka dirinya harus membunuh puluhan polisi yang mengawal ruang tahanan Bibit dan Candra. “Bagaimana mungkin orang seperti saya bisa melakukan itu,” Tanya Anggodo./tvone

Usai Wawancara di TVOne, Anggodo Dibawa Polisi ke Mabes Polri

Anggodo Widjojo dibawa polisi ke Mabes Polri setelah wawancara di stasiun TVOne, Pulogadung. Saat keluar dari studio, Anggodo tampak diikuti sejumlah stafnya dan staf televisi swasta.

Sesudah wawancara, Anggodo yang didampingi pengacaranya Bonaran Situmeang transit di salah satu ruangan di kantor televisi tersebut. Anggodo tampak beristirahat di sebuah sofa sambil minum air mineral.

Anggoro juga sempat memberikan klarifikasi soal isi rekaman yang mencatut nama Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) dan Ritonga. Anggodo juga mengucapkan terima kasih kepada Wisnu Subroto yang selama ini telah membantunya.

"Terima kasih kepada Pak Wisnu yang selalu memberikan advice kepada saya," katanya.

Setelah 'ngobro-ngobrol' itu, Anggodo langsung dibawa oleh polisi yang memang telah menunggunya. Selama Anggodo wawancara, polisi memang sudah mengepung kantor yang berada di Jalan Rawaterate, Pulogadung, Jakarta Timur, Selasa (3/11/2009).

Anggodo dibawa dengan Toyota Innova B 7747 NI warna silver. "Pak Anggodo akan dimintai keterangan di Mabes Polri," kata Bonaran Situmeang.

Saat Anggodo dibawa, puluhan wartawan mencoba meminta tanggapannya. Namun mobil yang membawanya terus berjalan. Di belakang mobil tersebut, tampak ada mobil polisi hitam yang mengikutinya.

Dalam wawancara, Anggodo telah mengaku menyerahkan uang Rp 1 miliar untuk menyuap pimpinan KPK. Namun sumber di kepolisian, Anggodo dikenai pasal 318 KUHP tentang keterangan palsu./detikcom

Pengacara Anggodo Minta Perlindungan Hukum

Selasa, 03 November 2009 | 22:12 WIB

Pengacara Anggodo Widjojo, Bonaran Situmeang, meminta perlindungan hukum kepada Presiden SBY atas tindakan penyadapan yang dilakukan KPK. Dia menilai, penyadapan telah menyalahi undang-undang yang berlaku.

"Supaya Bapak Presiden yang terhormat memberi perlindungan hukum pada saya sebagai advokat," kata Bonaran pada wartawan seusai keluar dari Stasiun TV One di Pulogadung, Senin (3/11) malam. Permintaan itu dilakukan Bonaran karena dia menilai KPK telah menyalahgunakan tindakan penyadapan.

Menurut Bonaran, penyadapan dilakukan tidak sesuai dengan ketentuan sebagaimana diatur alam UU Pasal 12 ayat 1 tentang KPK dan UU Pasal 19 ayat 2 tentang Advokat. "Apakah saya pada waktu-waktu ketika disadap berada dalam posisi yang tengah disidik KPK?", kata dia.

Bonaran mengatakan tidak ada dalam niatnya untuk mengahancurkan dan melemahkan KPK. Apa yang dia lakukan, lanjut dia, hanya sebatas hubungan antara klien dengan advokat. "Tujuan saya untuk memberi advis hukum," kata dia.

Selain meminta perlindungan hukum pada presiden, Bonaran juga mengaku telah meminta perlindungan pada Kongres Advokat Indonesia, organisasi tempat dia bergabung.

AMIRULLAH/TEMPO Interaktif

Polisi Interogasi Anggodo Widjojo

Penyidik Bareskrim Mabes Polri, Selasa (3/11) malam ini, menangkap Anggodo Widjojo, adik tersangka kasus dugaan suap sistem komunikasi di Departemen kehutanan Aggoro Widjoyo.

Menurut juru bicara mabes Polri, Irjen Nanan Soekarna, penyidik akan meminta keterangan Anggodo seputar kebenaran rekaman dugaan rekayasa kriminalisasi pimpinan KPK, diperdengarkan di depan sidang Mahkamah Konstitusi, Selasa siang. "Kalau yang bersangkutan bisa dikonstruksikan sebagai tersangka, bisa saja besok dilakukan," ujar Nanan dalam konferensi Pers di ruang rapat Utama Mabes Pori, Selasa malam (3/11).

Pemeriksaan Anggodo itu ditujukan untuk membuktikan apakah pembicaraan dalam rekaman itu benar. "Kalau rekaman itu benar, kami ingin membuktikan apa benar keterangan itu. Kami akan meminta keterangan kepada Anggodo, akan membuktikannya," kata Nanan.

Menurutnya kepolisian sangat ingin membuktikan pernyataan Anggodo benar dan berkait dengan pihak kepolisian. "Kalau rekaman itu benar, itu hal yang sangat menyakitkan dan menyinggung institusi penegak hukum, kepolisian, kejaksaan, dan KPK sendiri," ujar Nanan dengan nada sangat tinggi.

CORNILA DESYANA/tmpointrktif

Anggodo Bantah Rekaman Penyadapan Berisi Suaranya

Selasa, 03 November 2009 | 22:10 WIB

TEMPO Interaktif, Jakarta - Anggodo Widjojo membantah rekaman penyadapan pembicaraan yang, Selasa (3/11) siang tadi diperdengarkan di Mahkamah Konstitusi adalah suaranya. Menurut adik Anggoro Widjojo, buronan kasus suap sistem komunikasi di Departemen Kehutanan, ini hanya sebagian saja dari rekaman itu yang benar-benar berisi suaranya.

"Ada yang benar ada yang enggak," kata Anggodo sebelum meninggalkan stasiun televisi TVONE, Pulogadung, Jakarta Timur, Selasa (3/11). Namun Anggodo enggan menjelaskan mana rekaman yang menurutnya berisi suaranya dan yang tidak.

Anggodo juga menyatakan dirinya tak punya berkontak dengan Kepala Badan Reserse dan Kriminal Markas Besar Kepolisian RI, Komisaris Jenderal Susno. Ia mengatakan, baru menghadap Susno setelah ia diperiksa oleh kepolisian dalam kasus yang melibatkan dua petinggi KPK, Bibit Samad Rianto dan Chandra M Hamzah
.
Dalam sidang Mahkamah Konstitusi, Komisi Pemberantasan Korupsi memutar rekaman percakapan telepon yang dinyatakan sebagai suara Anggodo dengan orang yang diduga sebagai Abdul Hakim Ritonga yang kala itu menjabat Jaksa Agung Muda Pidana Umum, mantan Jaksa Agung Muda Intelejen Wisnu Subroto, dan Susno Duadji. Anggodo juga sempat menyebut-nyebut RI-1.

Anggodo membantah telah mencatut nama Presiden Susilo Bambang Yudhoyono termasuk pejabat di Kejaksaan Agung, namun dalam siaran Kabar Sore di stasiun tersebut ia meminta maaf kepada Presiden Yudhoyono dan Ritonga. "Enggak ada catut nama. Tapi saya minta maaf itu kode etik orang timur."

Satu nama yang tak dimintakan maaf adalah Susno. Alasan Anggodo, "Pak Susno hanya menjalankan tugasnya."

Sebelumnya juga tersiar kabar Anggodo akan ditangkap usai beracara di TVONE. Tempo memang sempat melihat tiga mobil patroli polisi dari Kepolisian Resort Jakarta Timur berjaga di dekat pintu masuk stasiun televisi yang berada di Kawasan Industri Pulogadung ini. Anggodo sendiri mempertanyakan alasan polisi menangkapnya. "Saya salah apa kok ditahan?" ujarnya dengan nada tinggi.

Anggodo dan pengacaranya, Bonaran Situmeang, sempat berusaha mengecoh wartawan ketika rombongan pengacara pergi beriringan dengan satu mobil minibus bersama sedan perak yang dikesankan berisi Anggodo namun di dalamnya tak ada Anggodo.

Sekitar 20 menit kemudian baru Anggodo keluar dari studio dan meninggalkan kantor stasiun televisi TVONE dengan Toyota Kijang Inova. Seorang karyawan stasiun televisi ini berujar mobil tersebut milik TVONE yang tujuan akhir perjalanannya Mabes Polri di Blok M, Jakarta Selatan.

OKTAMANDJAYA WIGUNA/tempointeraktif

Jelang Pembebasan Bibit-Chandra, Kapolres Depok Datangi Mako Brimob

Selasa, 03 November 2009 | 22:17 WIB

TEMPO Interaktif, Depok - Kapolres Depok AKBP Saidal Mursalin tiba di Mako Brimob, Kelapa Dua, Depok. Ia tiba di pintu gerbang Mako sekitar pukul 21:56 wib. Tak lama setelah kedatangannya, beberapa petugas kepolisian tiba dengan menggunakan motor.

Saidal mengatakan jika kedatangannya adalah untuk memantau situasi keamanan dan ketertiban. "Kita pantau wilayah kita, sampai saat ini belum ada yang mengarah ke kekacauan," katanya kepada wartawan, Selasa (03/11). Situasi di Mako Brimob memang tengah ramai dengan para wartawan, menyusul segera akan dibebaskannya dua pimpinan Komisi Pemberantasan Korupsi non aktif, Bibit samad Riyanto dan Chandra M Hamzah, malam ini, kasus yang tengah mendapat sorotan publik secara luas.

Ketika ditanyakan kemungkinan beberapa pejabat Mabes yang akan datang, Saidal mengatakan bahwa dirinya belum mendengar kabar tersebut.

Adapun suasana di Mako terlihat semakin ramai oleh wartawan cetak maupun elektronik.

TIA HAPSARI

Tiba di Bareskrim, Anggodo Terobos Kerumunan Wartawan

Adik buron koruptor Anggoro Widjojo, Anggodo Widjojo sudah tiba di Bareskrim Mabes Polri. Anggodo terlihat menerobos kerumunan wartawan yang mengerubunginya.

Anggodo tiba di Bareskrim Mabes Polri, Jl Trunojoyo, Jakarta Selatan, Selasa (3/11/2009) pukul 21.20 WIB dengan naik mobil Innova Silver bernopol B 7747 NI.

Anggodo yang memakai setelan jas hitam dan kemeja putih turun dari sisi pintu mobil yang menghadap pintu Bareskrim Mabes Polri. Selain Anggodo, ada 2 orang lain yang mendampingi.

Turun dari mobil, Anggodo tampak berjalan sendiri. Anggodo menerobos kerumunan wartawan yang menunggu-nunggunya tiba di Mabes Polri. Anggodo pun dengan kuat menerobos kerumunan wartawan hingga beberapa kameramen dan fotografer terjatuh. Tampak ketegangan menghiasi wajah Anggodo./detikcom

2 Personel polisi yang menjaga pintu Mabes Polri pun tidak kuasa menahan kerumunan kameramen dan fotografer yang terus mengambil foto Anggodo.

Anggodo Diperiksa, Status Bonaran Belum Jelas

Anggodo Diperiksa, Status Bonaran Belum Jelas

Pengacara Anggoro Widjojo, Bonaran Situmeang menjadi salah satu 'aktor' yang terlibat dalam rekaman dugaan rekayasa Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) bersama Anggodo Widjojo. Saat ini, Anggodo diperiksa Mabes Polri, sedangkan status Bonaran masih belum jelas.

Saat status Bonaran ditanyakan, Kadiv Humas Mabes Polri Irjen Nanan Soekarna tidak menjawab terlalu jelas.

"Apakah selain Anggodo juga ada yang dimintai keterangan, misalnya Bonaran?" tanya wartawan.

"Anggodo didampingi oleh pengacaranya," begitu jawab Nanan. Tidak jelas siapa yang dimaksud sebagai pengacara Anggodo tersebut.

Sebelumnya, pengacara Bibit dan Chandra mengatakan, skenario kriminalisasi KPK tidak hanya dilakukan oleh Anggodo, Polri dan Kejaksaan. Namun juga melibatkan pengacara.

Dalam rekaman yang diputar di Mahkamah Konstitusi (MK), Bonaran berkali-kali berkomunikasi dengan Anggodo. Bahkan Bonaran juga membahas soal uang fee dengan Anggodo, termasuk untuk penyidik.

Bonaran sendiri telah mengakui bahwa suara yang ada di dalam rekaman itu memang suaranya.

Anggodo Mengaku Tak Kenal Ong Yuliana Gunawan

Rekaman pembicaraan Anggodo Widjojo bersama jaringannya sudah sangat gamblang. Anggodo sering bertelepon dengan seorang perempuan yang diduga Ong Yuliana Gunawan. Tapi, anehnya, Anggodo mengaku tidak mengenal identitas pemilik suara itu. Bohong?

"Itu suara Anda dengan Yulia atau orang lain," tanya presenter kepada Anggodo, dalam siaran live TVOne, Selasa (3/11/2009) sekitar pukul 18.00 WIB. Saat itu diperdengarkan rekaman antara Anggodo dengan perempuan yang diduga Yuliana.

Namun, meski sudah jelas dan terlibat banyak sekali perbincangan, Anggodo mengaku tak mengenali suara tersebut. "Suara wanita kalau satu kok ya kurang. Saya nggak kenal, saya banyak teman," jawab Anggodo yang berada di studio TVOne didampingi pengacaranya, Bonaran Situmeang.

"'Hmm..ngarang kon' itu memang suara saya. Cuma orang ini saya nggak kenal. Setelah urusan saya ini dilaporkan dan diperiksa sama Mabes, banyak orang saya nggak tahu. Mana ada urusan saya dibuka, saya kan takut nyuap, takut Bu," kata dia.

Ketika ditanya apa maksud wanita yang diduga Yuliana tentang dukungan RI-1 dan dirinya yang harus mengatakan yang sebenarnya, Anggodo mengaku tidak mengetahuinya. "Nggak tahu saya. Saya nggak tahu dia ngomong apa. Ya nggak tahu
kalau masuknya SBY mendukung Ritonga itu soal JA," kata dia.

Dialog tentang RI-1 tersebut memang menarik untuk disimak. Seluruh hadirin terkesima bahkan terkadang tersenyum. Tidak terkecuali para hakim MK.

Anggodo hadir di TVOne dengan mengenakan jas hitam dan berdasi. Saat berdialog dengan pengacara Bibit-Chandra, Bambang Widjojanto dan Trimoelja D Soerjadi, Anggodo tampak menggebu-gebu, bahkan emosi. Bambang dan Trimoelja menanggapi pengakuan Anggodo, karena merasa tidak masuk akal./tvone

Presiden Didesak Copot Kapolri dan Jaksa Agung

TEMPO Interaktif, Jakarta - Pembentukan Tim Pencari Fakta (TPF) oleh Presiden Susilo Bambang Yudhoyono ternyata tak cukup memuaskan banyak pihak. Mereka berharap pembentukan tim dalam kasus Bibit Samad Rianto dan Chandra M. Hamzah itu bisa berujung pada penggantian Kepala Polri dan Jaksa Agung.

Tuntutan pencopotan Jenderal Bambang Hendarso Danuri dan Hendarman Supandji dari jabatannya itu dianggap perlu karena keduanya terbukti tak mendukung kerja Komisi Pemberantasan Korupsi. "Kasus yang menimpa Bibit dan Chandra adalah buktinya. Mereka justru menghalangi pemberantasan korupsi,” kata Direktur Perhimpunan Pendidikan Demokrasi Donny Ardyanto kemarin.

Ketua Presidium Indonesia Police Watch Neta S. Pane juga menyatakan hal senada. Menurut dia, selain Kepala Polri, yang perlu segera dicopot adalah Kepala Badan Reserse Kriminal Mabes Polri Komisaris Jenderal Susno Duadji. "Kerja pertama TPF seharusnya mendesak Presiden mencopot dua orang ini. Jangan bicara yang lain," katanya.

Menurut Neta, dua petinggi Polri inilah pangkal masalah kasus tersebut. Jika tidak dicopot, ia ragu TPF bisa melakukan hal yang lebih jauh, seperti pengusutan dan investigasi.

Selain untuk tujuan teknis itu, Neta melanjutkan, langkah awal pencopotan dua petinggi Polri ini bisa dipastikan akan membendung ketidakpuasan dan demonstrasi yang dilakukan di seluruh Indonesia. "Rekomendasi ini kalau bisa diberikan besok atau lusa. Setelah itu, tim bisa bekerja lebih tenang," kata dia.

Setelah mendengarkan masukan dari berbagai pihak, Presiden Yudhoyono kemarin memutuskan pembentukan Tim Pencari Fakta yang terdiri atas delapan tokoh. Tim diketuai Adnan Buyung Nasution dan diwakili Koesparmono Irsan. Sekretarisnya adalah Denny Indrayana, dengan lima anggota, yakni Todung Mulya Lubis, Hikmahanto Juwana, Anies Baswedan, Amir Syamsuddin, dan Komaruddin Hidayat.

Keputusan Presiden itu ditanggapi oleh sejumlah pegiat antikorupsi dengan menggelar jumpa pers di kantor Imparsial, Jakarta. Bergabung pula dua mantan perwira menengah polisi, Bambang Widodo Umar dan Alfons Loemau. Mereka berharap TPF bisa menelisik hingga ke akar persoalan, yaitu gesekan kewenangan antara KPK, Polri, dan Kejaksaan Agung.

Anggota tim penasihat hukum KPK, Bambang Widjojanto, bahkan mempertanyakan pembentukan tim itu oleh Presiden. “Tim hanya murni untuk klarifikasi fakta, atau pencari fakta yang bertujuan mereformasi sistem penegakan hukum?" ujar Bambang. “Lalu, instrumen apa yang hendak digunakan oleh tim itu?”

Adapun Jaksa Agung Hendarman Supandji menyatakan tak akan terpengaruh oleh tim yang dibentuk Presiden itu. Ia memastikan proses hukum atas Bibit dan Chandra akan tetap berlanjut. “Kecuali praperadilan, tak ada kekuatan di luar undang-undang yang bisa menghentikannya,” kata Hendarman.

Reaksi Mabes Polri lain lagi. Mereka menilai positif pembentukan TPF. Bahkan kabar penonaktifan Susno Duadji santer beredar tadi malam, meski tak ada perwira yang bersedia memberi keterangan resmi soal itu. “Nanti semua dijelaskan oleh humas,” kata Deputi Sumber Daya Manusia Inspektur Jenderal Edy Sunarno.

MUNAWWAROH | AGUNG SEDAYU | ANTON SEPTIAN | CORNILA

Pertanyaan ,Kenapa Anggodo Tak Ditahan ??

Anggodo Widjojo

Tim independen verifikasi fakta dan proses hukum yang dibentuk Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) baru saja ikut mendengar rekaman percakapan Anggodo Widjojo, adik buronan Anggoro Widjojo, dengan sejumlah orang. Mengapa Anggodo tidak ditahan.

"Banyak pertanyaan besar. Sebenarnya kenapa orang ini (Anggodo) tidak ditahan," ketua tim Adnan Buyung Nasution usai sidang di MK, Jakarta Pusat, Selasa 3 November 2009.

Adnan menilai, Anggodo Widjojo adalah tokoh utama dalam rekaman berdurasi 4,5 jam dengan sembilan file itu. "Padahal dia (Anggodo) itu tokoh sentral," ujar Adnan.

Dalam memberikan keterangan pers, Adnan masih terlihat didampingi anggota tim. Mereka yakni, Rektor Universtas Paramadina Mulya Anies Baswedan, praktisi hukum yang juga politisi Partai Demokrat Amir Syamsudin, dan Guru Besar Fakultas Hukum Universitas Indonesia Hikmahanto Juwana.

Empat anggota tim lainnya yang juga terlihat hadir yakni, Ketua Tim Adnan Buyung Nasution, Kusparmono Ikhsan, Todung Mulya Lubis, dan Rektor Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Komaruddin Hidayat.

Untuk saat ini, tim belum dapat mengeluarkan kesimpulan terkait rekaman berdurasi 4,5 jam itu. "Terlalu dini untuk mengambil kesimpulan. kita hanya baru mendengarkan rekaman," ujar dia./VIVAnews

Buronan koruptor Anggoro Widjojo dan adiknya Anggodo Widjojo membuat perhitungan anggaran sebanyak Rp 5 miliar. Anggoro mengira anggaran itu borongan untuk tarif pengacara, polisi dan jaksa.

Berikut petikan rekaman yang diputar di Mahkamah Konstitusi (MK), Jl Medan Merdeka Barat, Jakarta Pusat, Selasa (3/11/2009) antara Anggodo Widjojo dengan seseorang.

Anggodo: Lex tadi tak pikir-pikir pada waktu bikin perhitungan anggaran sama Anggoro, apa maksud dia diborong lu sama Bonaran? Pembagian berapa berdua, Rp 5 M kan?

Seseorang: Perhitungan presentasinya ini kasus fee.

Anggodo: Pikiran dia (Anggoro) lu yang borong, polisi lu yang kasih, jaksa lu yang kasih, pikiran dia semua.

Seseorang: Nggak, sudah kita tegaskan waktu itu tidak termasuk anggaran yang lainnya.

Anggodo: Gua bisa mikir dia kira borongan, sudah termasuk included semuanya ya?

Seseorang: Nggak lah

Anggodo: Bonaran dapat Rp 2 M, ya ketinggian dong. Sudah jelas itu, nggak ada anggaran lagi semua.

Seseorang: Bukan tidak ada, ada anggaran lagi, nanti diusulkan, ini anggaran jangka pendek./detikcom

detikcom : TPF Panggil Susno, Anggodo, Antasari, Ritonga, Wisnu dan Ari Hari Kamis

title : TPF Panggil Susno, Anggodo, Antasari, Ritonga, Wisnu dan Ari Hari Kamis
summary : Hari Kamis (5/11/2009)� menjadi hari yang sibuk bagi TPF. Sebab tim bentukan Presiden SBY ini akan memanggil banyak nama yang diduga terkait dengan kasus Bibit Samad Rianto dan Chandra M Hamzah. (read more)

Dino Pati Djalal : Pencatutan Nama Presiden Akan Ada Tindakan Hukum

Presiden Susilo Bambang Yudhoyono akan menindak secara hukum bila benar terjadi pencatutan namanya dalam kasus rekaman dugaan kriminalisasi pimpinan Komisi Pemberantasan Korupsi non aktif Bibit Samad Rianto dan Chandra M Hamzah.

kpkMenurut dia, hal itu merupakan bagian dari pencemaran nama baik kepala negara. "Tentu saja akan ada tindakan hukum. Pencemaran nama baik presiden adalah suatu hal yang serius," tukas juru bicara kepresidenan, Dino Patti Djalal kepada wartawan di kantor presiden, Selasa (3/11).

Dino melanjutkan Presiden mendukung pengusutan tuntas atas kasus itu. Presiden pun menyambut baik langkah makamah konstitusi (MK) untuk membuka rekaman itu ke publik. "Presiden sedari awal sambut baik langkah ke MK itu. Kasus ini harus diusut tuntas sehingga bisa diketahui siapa yang mencatut," katanya. "Beliau mau kasusnya itu diusut tuntas dan bisa dijelaskan kenapa sedemikian mudah catut nama presiden."

Presiden mengaku kecewa dan terganggu soal istilah 'Cicak dan Buaya'. Padahal, kata Dino, Presiden ingin semua lembaga negara saling menjaga wibawa dan hubungan baik. "Presiden memang kecewa dan terganggu dengan istilah 'Cicak vs Buaya'. Beliau mau semua lembaga negara saling menjaga wibawa dan hubungan baik dengan lembaga lain. Terus berkerja sambil menjaga hubungan profesional," katanya.

EKO ARI WIBOWO/TEMPO Interaktif

detikcom : Susno Dinonaktifkan, Dikdik Plt Kabareskrim

title : Susno Dinonaktifkan, Dikdik Plt Kabareskrim
summary : Kabar pergantian Kepala Badan Reserse Kriminal (Kabareskrim) Mabes Polri Komjen Pol Susno Duadji semakin santer. Disebut-sebut nama baru sudah dikantungi tapi masih disimpan Dewan Jabatan dan Kepangkatan Tinggi (Wanjakti). (read more)

02 November, 2009

Susno Duadji Dikabarkan Non Aktif Malam Ini

Komisaris Jenderal Susno Duadji, Senin (2/11) malam ini, resmi dinon-aktifkan dari jabatannya sebagai Kepala Badan Reserse dan Kriminal Markas Besar Polisi Republik Indonesia. Menurut sebuah sumber yang tak mau disebutkan namanya di Mabes Polri, pelaksana tugas Kabareskrim Mabes Polri selanjutnya adalah Wakilnya Inspektur Jenderal Dikdik M Arif Mansur.

"Penentuan Plt (pelaksana tugas) Kabareskrim itu melalui rapat Dewan Jabatan dan Kepangkatan malam ini," ujar sumber tersebut.

Penonaktifan Susno sebagai Kepala Bareskrim Mabes Polri, kata dia, ditujukan untuk mempermudah kerja tim pencari fakta bentukan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono, menyusul kasus penahanan dua pimpinan Komisi Pemberantasan Korupsi non aktif, Bibit Samad Riyanto dan Chandra M Hamzah, yang tengah kontroversial ditengah masyarakat.

"Kalau tidak terbukti (melakukan kesalahan) maka Susno kembali menjabat," ujar sumber tersebut.

CORNILA DESYANA/
TEMPO Interaktif

Pengacara Bibit Anggap Polri Tak Profesional

Kuasa hukum Bibit Samad Rianto, Bambang Wijayanto, menilai Polri tidak profesional. Ketidakprofesionalan tersebut terlihat pada dua hal, yakni pada pembuatan surat perintah penahanan Chandra M. Hamzah dan penetapan Bibid Samad Rianto sebagai tersangka sebelum adanya pemeriksaan.

Dalam kasus surat perintah penahanan Chandra M. Hamzah yang ditujukan ke keluarga misalnya, Bambang melihat di surat tertulis bahwa Chandra ditahan di Rutan Mako Brimob, Kelapa Dua, Depok. Dalam surat perintah penahanan yang diberikan ke Chandra tertulis bahwa ia ditahan di Rumah tahanan negara, Mabes Polri, Jalan Trunojoyo.

"Jadi antara surat yang dikirimkan ke keluarga dan surat yang diberikan ke Pak Chandra itu tidak konsisten. Ngomongnya profesionalitas, tapi nulis alamat saja salah," ujarnya pada wartawan, Senin (02/11).

Sedangkan dalam kasus Bibit Samad Rianto, Bambang melihat surat perintah penahanan dan surat perintah penyidikan dikeluarkan pada tanggal yang sama, yakni 15 September. "Bagaimana mungkin baru diberi surat perintah penyidikan sudah ditetapkan jadi tersangka," kata dia.

Dengan kejadian ini, ia berniat untuk membangun opsi-opsi yang kuat atas ketidakprofesionalan ini. "Saya akan tunjukkan bahwa ini bermasalah karena hal-hal yang teknis seperti ini saja bermasalah," kata dia di depan gerbang Mako Brimob.

TIA HAPSARI /
TEMPO Interaktif

Tim Pencari Fakta Penahanan Kasus Bibit-Chandra Dibentuk

Presiden Susilo Bambang Yudhoyono akhirnya membentuk tim independen pencari fakta kasus Bibit Samad dan Chandra Hamzah, pimpinan non aktif Komisi Pemberantasan Korupsi, Senin (2/11).

Menteri Koordinator Poltik dan Keamanan Joko Suyanto dan Adnan Buyung Nasution menggelar konferensi pers di Istana Negara tentang hal tersebut. Bentukan tim ini merupakan kelanjutan pertemuan empat tokoh politik semalam.

Tim ini terdiri dari delapan orang yang diketuai oleh Adnan Buyung Nasution. Koesparmono Irsan menjadi wakil ketua tim, dan sekretaris tim adalah Deny Indrayana. Lima anggotanya yakni Todung Mulya Lubis, Hikmahanto Juwono, Anies Baswedan, Amir Syamsuddin, dan Komaruddin Hidayat. Namun Komaruddin tidak hadir dalam konferensi pers karena sedang bertugas ke Makassar.

Tim ini nantinya akan mengklarifikasi kasus Bibit-Chandra dari awal hingga akhir. Paling lambat dalam dua minggu akan dicapai hasil untuk diberikan ke presiden dan disampaikan kepada masyarakat.

HAYATI MAULANA NUR/TEMPO Interaktif

31 October, 2009

detikcom : Penahanan Bibit & Chandra Jadi Topik Hangat Dalam Rakor Polkam

title : Penahanan Bibit & Chandra Jadi Topik Hangat Dalam Rakor Polkam
summary : Selain membahas National Summit, penahanan Bibit dan Chandra menjadi menu hangat yang dibahas dalam rapat koordinasi jajaran Menko Polhukam. (read more)

22 October, 2009

BERITA FOTO: Wajah 34 Menteri Kabinet Indonesia Bersatu II

BERITA FOTO: Wajah 34 Menteri Kabinet Indonesia Bersatu II

Menteri-Menteri Departemen yang diumumkan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono di Istana Negara, Rabu (21/10) malam.

Kamis, 22 Oktober 2009 | 05:36 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com — Inilah 34 menteri yang masuk dalam Kabinet Indonesia Bersatu II yang diumumkan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono di Istana Negara, Rabu (21/10) malam, terdiri atas 20 menteri departemen, 10 menteri negara, dan 4 menteri koordinator. Kamis ini mereka akan dilantik langsung oleh Presiden. FIA

Lihat foto lengkap di: KOMPAS IMAGES

Menteri-menteri Koordinator:

1. Menteri Koordinator Politik Hukum dan Keamanan: Marsekal TNI Purn Djoko Suyanto
2. Menteri Koordinator Perekonomian: Hatta Rajasa
3. Menteri Koordinator Kesejahteraan Rakyat: Agung Laksono
4. Menteri Sekretaris Negara: Sudi Silalahi

Menteri-menteri Departemen:

5. Menteri Dalam Negeri: Gamawan Fauzi
6. Menteri Luar Negeri: Marty Natalegawa
7. Menteri Pertahanan: Purnomo Yusgiantoro
8. Menteri Hukum dan HAM: Patrialis Akbar
9. Menteri Keuangan: Sri Mulyani
10. Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral: Darwin Zahedy Saleh
11. Menteri Perindustrian: MS Hidayat
12. Menteri Perdagangan: Mari Elka Pangestu
13. Menteri Pertanian: Suswono
14. Menteri Kehutanan: Zulkifli Hasan
15. Menteri Perhubungan: Freddy Numberi
16. Menteri Kelautan dan Perikanan: Fadel Muhammad
17. Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi: Muhaimin Iskandar
18. Menteri Pekerjaan Umum: Djoko Kirmanto
19. Menteri Kesehatan: Endang Rahayu Sedyaningsih
20. Menteri Pendidikan Nasional: M Nuh
21. Menteri Sosial: Salim Assegaf Aljufrie
22. Menteri Agama: Suryadharma Ali
23. Menteri Kebudayaan dan Pariwisata: Jero Wacik
24. Menteri Komunikasi dan Informatika: Tifatul Sembiring

Menteri-menteri Negara:

25. Menteri Negara Riset dan Teknologi: Suharna Surapranata
26. Menteri Negara Urusan Koperasi dan UKM: Syarifudin Hasan
27. Menteri Negara Lingkungan Hidup: Gusti Moh Hatta
28. Menteri Negara Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak: Linda Agum Gumelar
29. Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi: EE Mangindaan
29. Menteri Negara Percepatan Pembangunan Daerah Tertinggal: Helmy Faisal Zaini
31. Menteri Negara Perencanaan Pembangunan Nasional/Kepala Bappenas: Armida Alisjahbana
32. Menteri Negara BUMN: Mustafa Abubakar
33. Menteri Negara Perumahan Rakyat: Suharso Manoarfa
34. Menteri Negara Pemuda dan Olahraga: Andi Mallarangeng

SBY dan KIB II Berfoto Bersama

GB
Presiden SBY didamping Wapres Boediono berfoto bersama Menteri Kabinet Indonesia Bersatu (KIB) II. Dudi Anung/Setpres.


GB
SBY menuruni anak tangga untuk menjalani sesi pemotretan. Abror Rizki/Setpres.

GB
Ini dia susunan lengkap Menteri Kabinet Indonesia Bersatu (KIB) II. Abror Rizki/Setpres.


GB
Selain menteri, Ibu Ani bersama istri dan suami para menteri tersebut juga berfoto bersama. Tampak mereka merapikan diri sebelum sesi pemotretan. Abror Rizki/Setpres.

GB
Mantan Cawapres Agum Gumelar yang juga suami dari Menteri Negara Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak, Linda Agum Gumelar turut berfoto bersama. Dudi Anung/Setpres.


GB
Istri dari para menteri itu tampak bersalaman seusai sesi pemotretan. Abror Rizki/Setpres.


SBY Lantik Menteri KIB II

GB
Presiden SBY berpidato sesudah melantik para Menteri KIB II. Reuters/Enny Nuraheni.

GB
SBY saat melantik para menteri yang akan pembantunya dalam menjalankan roda pemerintahan. Abror Rizki/Setpres.

GB
SBY membacakan sumpah dan janji para menteri. Dudi Anung/Setpres.

GB
Para menteri ini disumpah sesuai dengan agamanya masing-masing. Dudi Anung/Setpres.

GB
Seusai dilantik, para menteri itu mendapat ucapan selamat dari presiden. Abror Rizki/Setpres.

GB
SBY mengucapkan selamat kepada Hatta Rajasa yang baru saja dilantik menjadi Menteri Koordinator Bidang Perekonomian. Abror Rizki/Setpres.







Misteri di Balik Pertemuan Rahasia Israel dan Iran

Dimana sebenarnya konflik Israel dan Iran? Setelah sebelumnya kedua negara selalu dikaitkan dengan berita perseteruan dan akan saling serang, kini banyak terungkap sesuatu yang menunjukkan kebalikannya.

Kamis (22/10), seorang pejabat Israel mengakui bahwa telah terjadi pertemuan rahasia antara negaranya dengan Iran. "Ada beberapa pertemuan antara wakil dari komisi kami dan pejabat Iran dalam konteks regional," Yael Doron kepada AFP. "Ini pertemuan yang diadakan di balik pintu tertutup."

Iran membantah laporan ini. "Ini kebohongan, semacam operasi psikologis yang dirancang untuk mempengaruhi keberhasilan diplomasi Iran di pertemuan Jenewa dan Wina," ujar Ali Shirzadian juru bicara organisasi.

Surat kabar Israel mengatakan Meirav Zafary-Odiz, direktur kebijakan dan pengawasan senjata nuklir bagi Israel badan, dan Ali Asghar Soltanieh, delegasi Iran ke Badan Energi Atom Internasional, bertemu beberapa kali di Kairo pada akhir September silam.

Jika berita ini benar, akan menjadi semakin menarik. Pekan lalu, sebuah harian Inggris sudah menurunkan berita yang menyatakan bahwa Ahmadinejad mempunyai garis keturunan dari Yahudi. (sa/aby)

Rencana Israel Melahap Dunia: Setelah Palestina, Ke Hongaria

Kamis, 22/10/2009 17:27 WIB Cetak | Kirim

Bahaya akan Israel sudah diketahui dan dirasakan oleh berbagai belahan dunia. Tapi baru-baru ini saja yang berani mengungkapkannya di publik. Yang terbaru adalah Molnar Oszkar, seorang anggota parlemen Hongaria.

Oszkar menyatakan khawatir atas kebijakan ekspansionis Israel, dan menegaskan kalau Israel sedang mencoba untuk mengambil alih dunia. "Saya seorang nasionalis Hongaria. Saya mencintai tanah air, cinta orang-orang Hongaria, dan memberikan keutamaan kepada kepentingan Hungaria, dan orang-orang Yahudi, jika Anda suka - ingin melahap seluruh dunia, terutama Hungaria," ujar Oszkar dalam sebuah wawancara televisi.

Komentar Molnar dataterlontar karena adanya laporan tentang eksodus Yahudi yang besar dari Israel ke Hungaria, Haaretz melaporkan. Sebagai bukti dari pernyataan bahwa Israel berencana untuk mengambil alih Hungaria, Molnar mengklaim telah menemukan bahwa bahasa pengantar di Yerusalem's (al-Quds) adalah sekolah-sekolah Hongaria, dan ketika ditanya mengapa, para siswanya mengatakan mereka "belajar bahasa tanah air masa depan mereka. "

Partai politik dimana Molnar bernaung, Fidesz, tidak mengecam pernyataannya dengan mengatakan "tidak melanggar peraturan partai." Menurut jajak pendapat, partai Fidesz diharapkan untuk mengambil kuasa, ketika pemilihan umum diadakan musim semi ini. (sa/qmh)

DAFTAR NAMA Menteri Baru - Kabinet Indonesia Bersatu jilid II

Resmi diumumkan komposisi Kabinet Indonesia Bersatu Part 2

Resmi diumumkan komposisi Kabinet Indonesia Bersatu Part 2

Setelah beberapa saat jadi teka teki siapa saya dan bagaimana komposisi akhir menteri dalam kabinet pemerintahan SBY-Boediono, maka beberapa detik lalu Presiden SBY resmi menjawab teka teki tersebut dengan mengumumkannya kepada seluruh rakyat Indonesia. Kita berharap semoga dapat membawa angin segar bagi perbaikan berbagai bidang pembangunan di negeri ini.

Inilah komposisi Kabinet Indonesia Bersatu II tersebut:

MENTERI KOORDINATOR

1. Menko Politik Hukum dan Keamanan : Marsekal (Purn) Djoko Suyanto
2. Menko Perekonomian : Hatta Rajasa
3. Menko Kesra : R Agung Laksono
4. Sekretaris Negara : Sudi Silalahi

MENTERI DEPARTEMEN

1. Menteri Dalam Negeri : Gamawan Fauzi
2. Menteri Luar Negeri : Marty Natalegawa
3. Menteri Pertahanan : Purnomo Yusgiantoro
4. Menteri Hukum dan HAM : Patrialis Akbar
5. Menteri Keuangan : Sri Mulyani
6. Menteri ESDM: Darwin Saleh
7. Menteri Perindustrian : MS Hidayat
8. Menteri Perdagangan : Mari E. Pangestu
9. Menteri Pertanian : Suswono
10. Menteri Kehutanan : Zulkifli Hasan
11. Menteri Perhubungan : Freddy Numberi
12. Menteri Kelautan dan Perikanan : Fadel Muhammad
13. Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi : Muhaimin Iskandar
14. Menteri Pekerjaan Umum : Djoko Kirmanto
15. Menteri Kesehatan : Endang Rahayu Setianingsih
16. Menteri Pendidikan Nasional : Mohammad Nuh
17. Menteri Sosial : Salim Segaf Al Jufri
18. Menteri Agama : Suryadharma Ali
19. Menteri Kebudayaan dan Pariwisata : Jero Wacik
20. Menteri Komunikasi dan Informasi : Tifatul Sembiring

MENTERI NEGARA

1. Menteri Riset dan Teknologi : Suharna Suryapranata
2. Menteri Koperasi dan UKM : Syarifudin Hasan
3. Menteri Lingkungan Hidup : Gusti Muhammad Hatta
4. Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak: Linda Amalia Sari
5. Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara : E.E Mangindaan
6. Menteri Negara Pembangunan Daerah Tertinggal : Ahmad Helmy Faishal Zaini
7. Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional : Armida Alisjahbana
8. Menteri BUMN : Mustafa Abubakar
9. Menteri Pemuda dan Olahraga : Andi Alfian Mallarangeng
10. Menteri Perumahan Rakyat : Suharso Manoarfa

PEJABAT SETINGKAT MENTERI

1. Kepala BIN: Jenderal (Purn) Sutanto
2. Kepala BKPM: Gita Wirjawan
3. Ketua Unit Kerja Presiden Pengawasan Pengedalian Pembangunan: Kuntoro Mangkusubroto

21 October, 2009

Chandra M. Hamzah (Wakil Ketua KPK)

Chandra M.Hamzah

Lahir di Jakarta, 25 Februari 1967, menamatkan pendidikan sarjana di tahun 1995 pada Fakultas Hukum Universitas Indonesia. Selepas kuliah, pada 1998, beliau—yang semasa mahasiswa sempat menjadi komandan resimen mahasiswa dan Ketua Senat Mahasiswa Universitas Indonesia—membidani lahirnya Pusat Studi Hukum dan Kebijakan Indonesia (PSHK). Chandra memiliki sejumlah lisensi keahlian bidang hukum, yakni lisensi Konsultan Hak Kekayaan Intelektual, lisensi Konsultan Hukum Pajak, lisensi Konsultan Hukum Pasar Modal, dan lisensi Pengacara/Penasihat Hukum/Advokat.


Pimpinan KPK termuda ini pernah bergiat di YLBHI sebagai asisten pembela umum. Sempat pula bekerja sebagai staf hukum PT Unelec Indonesia (UNINDO). Setelah itu, Chandra memulai karier pengacara pada sejumlah firma hukum. Beberapa di antaranya adalah pada firma hukum Erman Radjaguguk & Associates, partner pada firma hukum Hamzah Tota Mulia, pengacara senior pada firma hukum Lubis Ganie Surowidjojo, dan partner pada Assegaf Hamzah & Partners.


Sebelum berkiprah di KPK, Chandra juga sempat berkutat dalam kegiatan memberantas korupsi saat menjadi anggota Tim Gabungan Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi (TGPTPK) pada 2000-2001. Pada rentang waku yang sama, beliau juga ambil bagian dalam Tim Persiapan Pembentukan Komisi AntiKorupsi. Saat ini, beliau menjabat Wakil Ketua KPK yang membawahi bidang penindakan serta bidang informasi dan data.

20 October, 2009

Profile Bibit Samad Rianto (Wakil Ketua)

Bibit Samad Rianto (Wakil Ketua)

Lahir di Kediri, Jawa Timur, pada 3 November 1945. Menghabiskan masa sekolah di tanah kelahirannya, Bibit kemudian memilih untuk bergabung di Akademi Kepolisian dan lulus pada 1970. Setelah itu, 30 tahun lamanya Bibit mengabdi di kepolisian. Berbagai posisi teritorial pernah diembannya, di antaranya Kapolres Jakarta Utara, Kapolres Jakarta Pusat, Wakapolda Jawa Timur, dan Kapolda Kalimantan Timur.


Bibit pensiun dari kepolisian pada 15 Juli 2000 dengan pangkat terakhir Inspektur Jenderal. Atas jasa dan pengabdiannya selama bertugas, beliau mendapatkan berbagai bintang jasa dan penghargaan, di antaranya Satya Lencana Kesetiaan, Satya Lencana Dwidya Sista, Bintang Bhayangkara Nararya, Bintang Yudha Dharma Nararya, dan Bintang Bhayangkara Pratama.


Selepas pensiun dari dinas kepolisian, bapak empat orang anak ini tidak lantas berdiam diri. Kehausannya terhadap ilmu pengetahuan membuat Bibit kembali ke dunia kampus untuk mengambil gelar doktoral yang akhirnya diperoleh pada 2002. Selanjutnya, kegiatan mengajar sebagai dosen menyita waktunya. Beliau bahkan sempat menjabat sebagai Rektor Universitas Bhayangkara.


Pada 2007, Bibit mengikuti seleksi calon pimpinan KPK 2007-2011 dengan mengusung empat rambu pemberantasan korupsi, yaitu pemberantasan korupsi dalam bingkai hukum; tidak hanya represif, tapi juga membongkar akar masalah korupsi; urusan pemberantasan korupsi menjadi urusan semua kalangan; dan pengembalian kerugian negara. Komisi III DPR akhirnya memercayakan satu dari lima posisi pimpinan KPK kepada Bibit. Di KPK, Bibit menjabat sebagai wakil ketua yang membawahi bidang penindakan serta pengawasan internal dan pengaduan masyarakat.

08 October, 2009

detikcom : Jika Tak Jadi Menteri Lagi, Adhyaksa Dault <I>Back to Campus</I>

title : Jika Tak Jadi Menteri Lagi, Adhyaksa Dault Back to Campus
summary : Ingin menjadi dosen. Itulah profesi yang bakal dilakoni Adhyaksa Dault jika tidak terpilih masuk kabinet SBY lagi. Politisi PKS ini juga akan mengejar gelar profesor. (read more)

detikcom : Mukmin Faisal, Satu-satunya Peserta Munas Golkar yang Berkursi Roda

title : Mukmin Faisal, Satu-satunya Peserta Munas Golkar yang Berkursi Roda
summary : Para peserta Munas VIII Partai Golkar di Pekanbaru, Riau, pasti akan sering melihat seorang pria separuh baya yang selalu duduk di sebuah kursi roda. Ke mana pun pria ini pergi tidak pernah meninggalkan kursi rodanya. (read more)

detikcom : Panji-panji Golkar Diserahkan, Ical Resmi Pimpin Golkar

title : Panji-panji Golkar Diserahkan, Ical Resmi Pimpin Golkar
summary : Aburizal Bakrie (Ical) akhirnya resmi memegang kendali kepemimpinan Golkar setelah panji-panji Golkar diterimanya dari Pimpinan Sidang Fadel Muhammad. Ketum Golkar sebelumnya, Jusuf Kalla, menyerahkan kepada Munas dalam demisioner kepengurusan lama. (read more)

detikcom : Ical Pilih Titiek Soeharto dan Rizal Malarangeng Jadi Pengurus

title : Ical Pilih Titiek Soeharto dan Rizal Malarangeng Jadi Pengurus
summary : Setelah terpilih menjadi Ketum Golkar, Aburizal Bakrie (Ical) mengajak dua tokoh kontroversial yaitu Titiek Soeharto dan Rizal Malarangeng masuk pengurus Golkar. Hal ini menuai beragam respon, ada yang puas ada yang gigit jari. (read more)

18 September, 2009

Kronologi Penetapan 2 Pimpinan KPK Sebagai Tersangka oleh Polri


Jakarta - Sangat mengejutkan! Dua pimpinan KPK, Chandra M Hamzah dan Bibit Samad Riyanto, dijadikan tersangka oleh Polri. Keduanya dijadikan tersangka kasus penyalahgunaan wewenang dalam penetapan cekal terhadap koruptor, Anggoro Widjaya, direktur PT Masaro.


Berikut kronologi penetapan tersangka Chandra dan Bibit oleh Polri:

Selasa (15/9/2009)

Pukul 08.30 WIB

Ratusan orang dari komunitas Cinta Indonesia Cinta Komisi Pemberantasan Korupsi (CICAK) berkumpul di gedung KPK. Mereka menggelar teatrikal mendukung pemberantasan korupsi oleh KPK

Pukul 09.30 WIB

Chandra dan Bibit dilepas oleh dua pimpinan KPK M Jasin dan Haryono Umar, para pejabat KPK dan para komunitas Cicak.

Pukul 10.00 WIB


Chandra dan Bibit tiba di Mabes Polri dari pintu belakang. Keduanya masuk ke gedung Bareskrim untuk diperiksa.

Pukul 10.00 - 16.00 WIB

Chandra dan Bibit diperiksa. Konon, pemeriksaannya berlangsung santai dan diselingi canda.

16.00 - 19.00 WIB


Chandra dan Bibit istirahat dan berbuka puasa

Pukul 17.00 - 18.00 WIB


Presiden SBY dan Wapres Jusuf Kalla berbuka puasa di Mabes Polri. Gedung yang dipakai buka bersama presiden berdekatan dengan gedung Bareskrim, tempat dua pimpinan KPK diperiksa.


Pukul 19.00 - 20.00 WIB


Chandra dan Bibit diperiksa kembali

20.00 WIB

Para pejabat Bareskrim rapat. Sedangkan Chandra dan Bibit istirahat, karena pemeriksaan selesai

22.30 WIB

Kabareskrim Komjen Pol Susno Duadji keluar dari gedung Bareskrim. Dia hanya memastikan bahwa malam ini ada keputusan tentang pemeriksaan dua pimpinan KPK. Dia langsung meninggalkan gedung Mabes Polri.

23.00 WIB

Para tokoh antikorupsi berencana mendatangi gedung Bareskrim Mabes Polri untuk memberikan dorongan moril terhadap Chandra dan Bibit. Namun, hanya Pemimpin redaksi group Tempo, Bambang Harymurti yang hadir.

23.45 WIB

Direktur III Tipikor Mabes Polri Kombes Pol Jovianes Mahar mengumumkan penetapan tersangka terhadap Chandra dan Bibit. Namun, mengenai penahanan terhadap keduanya, Polri belum menentukan. Chandra dan Bibit dijadikan tersangka kasus penyalahgunaan wewenang dalam pencekalan dan pencabutan pencekalan terhadap para koruptor, Anggoro Widjaya dan Joko Tjandra.

Rabu (16/9/2009)


00.10 WIB

Bibit dan Chandra keluar dari ruang pemeriksaan. Chandra menjelaskan mengenai kronologi pemeriksaan hingga penetapan tersangka. Sedangkan Bibit hanya diam saja.

00.20 WIB


Bibit dan Chandra meninggalkan Mabes Polri

00.40 WIB

Bibit dan Chandra tiba di kantor KPK. Keduanya disambut sejumlah tokoh antikorupsi.

00.50 WIB

Pimpinan KPK menggelar rapat. (/detikcom)

08 September, 2009

Koleksi Tas Putih Bu Menteri

diambil dari :

http://wisnunugroho.kompasiana.com/2009/04/25/koleksi-tas-putih-bu-menteri/

ini masih kisah tentang menteri yang sama. kisah serupa sudah saya ceritakan dalam postingan sebelumnya. kisah kali ini juga masih tentang pokok yang sama dari menteri yang sama itu. tas jinjing warna putih koleksinya adalah pokok perkaranya.

menteri satu ini tampaknya penggemar warna putih untuk koleksi tas jinjingnya. kesimpulan itu saya ambil setidaknya dari dua penglihatan saya atas tas jinjing yang tentu saja tidak dibawanya tetapi dibawa oleh ajudannya. ajudannya seorang pria berbadan tegap. tampaknya pas juga ajudan itu menenteng tas jinjing putih wanita. ngomong-ngomong sejak kapan tas punya jenis kelamin ya? hehehe

jika kali sebelumnya saya melihat tas jinjing warna putih yang dibawa ajudan ibu menteri itu bermerek louis vuitton, kali ini tas jinjing warna putih yang dibawa ajudan bu menteri bermerek dior. saya tidak mempermasalahkan harganya karena kalau asli pasti mahal sekali tampaknya. bisa belasan atau mungkin puluhan juta harganya.

kalau bu menteri bisa membeli, sah-sah saja bukan tas seharga berapa pun yang dijinjing ajudannya. bisa jadi pembelian tas itu tidak menggunakan anggaran negara. jadi, sah-sah saja bukan?

kita saja yang sering sirik melihatnya. sirik itu mungkin muncul karena ketidakmampuan kita. mengetahui harganya saja di toko louis vuitton di plasa indonesia, saya sudah gemetar dibuatnya. hehehe

seminggu setelah saya mendapati koleksi kedua tas jinjing warna putih bu menteri, pak beye didampingi bu ani dan bu ida meluncurkan gerakan “aku cinta indonesia” dan logo “100 % cinta indonesia” pada saat pembukaan pameran jakarta international handicraft trade fair ke-11(inacraft 2009) di jakarta convention center.

gerakan aku cinta indonesia kini juga diperluas. bukan saja made in indonesia melainkan jugacreated in indonesia. kita berpikir positif saja. koleksi tas jinjing warna putih bu menteri mungkin bermerek asing seperti tertera dalam kilau logam mulia di muka kulit tasnya. tetapi siapa tahu, itu buatan anak-anak indonesia. tanggulangin misalnya.

mari kita galakkan gerakan cinta indonesia. kita gunakan ramai-ramai juga sedan mercedes-benz misalnya. karena toh ujung knalpotnya dibuat para buruh di purbalingga. tetapi itu juga kalau punya uang untuk membelinya. jangan pakai uang negara ya.

selamat berbelanja di akhir pekan anda. jangan lupa kampanyekan cinta produk indonesia. bukankah kampanye masih musim hari-hari belakangan ini? soal pemenuhannya, ya anda tahu semualah seperti apa.

untuk produk tertentu, saya juga suka dengan produk luar negeri sana. bedanya, tidak selalu kesukaan saya mewujud dengan barang di genggaman saya. daaaaa

Tags: , , , ,

Share on Facebook
27 tanggapan untuk “Koleksi Tas Putih Bu Menteri”
  1. Unang Muchtar,
    — 25 April 2009 jam 5:31 pm

    Saya pikir tadinya tas yang dipakai oleh Ibu-ibu yang suaminya Menteri, taunya tas yang dipakai oleh seorang Menteri perempuan…..

    Kapan dong Mas Inu, mengambil foto dompet Pak Menteri, merk apa ya……. ?


  2. bambang p.s.,
    — 25 April 2009 jam 7:08 pm

    Ada bagusnya diwajibkan pake tas buatan Indonesia yang terbuat dari bahan bekas (ha….ha….), yaitu tas yang dibuat dari bungkus bekas sabun cuci atau sabun pewangi dll yang saat ini mulai marak dijual di supermarket. Manis-manis lho bentuknya, dan lagi pula bangga buatan Indonesia dan sekaligus kampanye daur ulang demi lingkungan hidup. :-)

    Eh….. jadi penasaran, melihat profil dari belakang ibu satu itu …….. kayaknya ibu yang berurusan dengan suntik menyuntik yah? Penasaran aja mas, habis ngasih teka teki terus he….he….


  3. Vanya,
    — 25 April 2009 jam 7:20 pm

    Mas Inu, menyimpang dari topik nih dan kayaknya ngak penting banget. Aku pernah baca beberapa kali tentang kebiasaan pejabat kita untuk dibawakan tas plus mungkin beberapa file oleh ajudannya. Sudah lama aku ingin bertanya, tp tentu ngak tau harus tanya siapa. Mungkin Mas Inu tau jawaban/alasannya.

    Apakah hal spt itu umum dilakukan para pejabat kita? Hanya wanita atau pria juga begitu? Bgmn dgn pejabat di negara lain, apakah seperti itu juga? Memangnya tugas ajudan itu apa sih Mas? Mengapa para pejabat tsb perlu dibawakan perlengkapan-nya oleh ajudannya, soalnya kalau banyak banget mungkin iya, tp kalo cuma beberapa? Jadi apa yg dipegang/dibawa oleh pejabat tsb saat berjalan? Apa mungkin alasannya krn para pejabat tsb perlu siap ya, kalau-kalau mendadak ketemu orang dan hrs berjabat tangan atau diinterview wartawan atau difoto… begitu ya???

    Mas, ini murni perasaan ingin tau dan heran lho, bukan bermaksud ngeledek. dan mohon maaf kalau ada yg tersinggung dgn pertanyaan ini. Saya sendiri hampir setiap hari membawa file, laptop dan tas tangan, malah kadang ompreng makan siang. Kadang untuk praktis saya masukkan ke ransel semua , terutama kalau bepergian dgn pesawat, walaupun kadang saat itu saya pakai jas/blazer (ngak matching ya…. hehehe…. cuek aja tuh…). Memang saya ngak punya ajudan sechhhh…… :)


  4. abuga,
    — 25 April 2009 jam 8:33 pm

    eits……….. kasihan juga si bapak itu.

    sudah gagah-gagah (postur militer), bawa radio eh. kerjanya cuman bawain tas.

    kacian deh lo ajudan!


  5. edysuherlisuhaimi,
    — 25 April 2009 jam 8:40 pm

    kalau boleh, sampaikan salam buat bu mentri, mas. semoga sukses tuk periode berikutnya. (kalau dipilih lagi tentunya)


  6. yudhistira abyasa,
    — 25 April 2009 jam 8:48 pm

    bukannya Bu Menteri ini dulu bikin heboh luar negeri (khususnya Paman Sam), dengan bukunya yang berani itu?

    Ternyata oh ternyata…, demennya sama produk luar negeri?
    Wah…kalo Pak Prabowo jadi Presidennya, pasti beliau tidak memilihnya lagi…
    Pak Prabowo kan selalu bilang “Saya Prabowo Subianto, cintailah produk2 dalam negeri..”
    iya kan? hehehe…

    Salam hangat…


  7. BEKA,
    — 25 April 2009 jam 10:23 pm

    ga mo blajar dari Presiden Obama. Bawa tas sendiri. Memang bangsa ini masih super feodal. dah gtu kata nya banyak pejabat yg barangnya merek Casio (di-Casih orang) n Hamer (Hasil meres). Mudah2an ga bener britanya….


  8. linda,
    — 25 April 2009 jam 10:58 pm

    Waduh… kan obat-obatan banyak yang masih impor, ponstan, claritin, vitorin, tensivak, centrum A-Z, tamoven, concor, rizen, bahkan obat suntik KB..jadi tak ada salahnya dong madame pakai barang-barang percantik diri yang impor pula…..Inu Wisnu siti sirik tanda tak mampu aahhh….!!

    Bu Mensos zaman dulu juga punya beberapa tas ‘ceu onel’ eh Channel yang cantik banget, dan selalu dijinjing oleh ajudan laki-laki, pemuda guanteng yang mau tak mau harus menurut saja apa yang disuruh bu menteri. Teman-teman saat itu sempat iseng berbisik-bisik, ‘itu ajudan bu mensos nenteng Channel, kurang lengkap rasanya kalau di Istana tangan tak melambai-lambai dan jalannya tidak pula lenggak-lenggok..’

    inu: wakakakaka. lucu endingnya mbak linda. saya terpingkal2 nih di depan komputer :)


  9. heriyadi,
    — 25 April 2009 jam 11:24 pm

    Hehehe ada yang salah dalam kampanye cinta produk Indonesia. Ini diartikan membabi-buta bahwa kita harus membeli semua produk Indonesia, maaf saja saya sih pecinta barang bagus dan rasionalitas di atas segalanya.

    Indonesia sendiri tidak jelas dalam mengembangkan industrinya, kelebihan-kelebihan sumber daya alam Indonesia yang bisa dikembangkan cuma dijual dalam barang mentah dan kita malah impor hasil jadinya. Sementara Indonesia malah membuat produk-produk yang bukan unggulannya misal ketololan yang paling utama buat saya adalah mengembangkan industri tekstil dengan bahan dasar kapas/benang yang diimpor dari India.

    Betapa indahnya kalo kita memperkuat industri yang kita memang kuat seperti rotan, kita impor ke negara Eropa setelah diolah, lalu keuntungannya kita pakai buat beli barang dari sana yang memang keunggulan mereka seperti Dior, Channel, LV. Semua senang, semua untung. Maaf Pak JK susah cari sepatu lokal yang enak, tahan lama dan nomornya 45.

    Ups terlalu serius ah komentarnya untuk di blog Mas Wisnu yang santai tapi dalam ini.


  10. Marayani,
    — 26 April 2009 jam 12:06 am

    Yang namanya perempuan, mau muda atau tua,
    kaya atau miskin, suka keindahan dan fashion.
    Buat saya sih sah2 aja, bu mentri punya koleksi
    tas mahal atau warna putih. Saya juga kalo
    ada duit mau tuh punya tas kayak gitu.
    Itu tandanya bu mentri fashionable.
    sepanjang dia menjalankan tugasnya dengan baik
    khan nggak ada salahnya.


  11. anas,
    — 26 April 2009 jam 7:08 am

    Mas…? aku hanya ingin tebak isi tas putih ada lipstik,bedak,cermin kecil,sisir plus tasbih…?yg lain
    bu menteri lebih tau….?selamat weekend.


  12. Rozany,
    — 26 April 2009 jam 8:04 am

    Mas inu..aru aru dake…..
    Tas dikomentarin…….saya yakin itu dibikin di indonesia ,jangan salah wong jogja bisa bikin merk apapun.siapapun pasti gak tau…. laha wong bu mentri aja kena tipu….heeeeeeee.Mending kita pelototin aja kelakuan anak2 pejabat yang suka borju…mungkin pengeluaran mereka lebih beasr dari pengeluaran bapaknya……


  13. Rudi,
    — 26 April 2009 jam 8:48 am

    Mas
    Katanya temen saya, jangan ge er dulu , di blok M ato Tanag Abang Jakarta, mo merek appa aja boleh dapat murah………………. asselli buatanan Indonesia………..hehe……………
    hoyyyoo………………siapa mo beli…………………….


  14. Rahardjo,
    — 26 April 2009 jam 10:03 am

    Mas Inu yang dipanggil Bu Menteri itu Menteri beneran ato Isteri Menteri, karena dikantor saya yang dipanggil Bu Menteri itu ya isteri Menteri karena Menterinya laki2 dan dipanggil Pak Menteri… he..he..
    Tolong diintip lagi sekarang masih nggak seperti itu, karena Bu Menteri ini juga hobbynya inet dan kayanya sdh diinfokan posting ini.


  15. linda,
    — 26 April 2009 jam 10:19 am

    Sekedar ‘nyelonong’ nambahkan untuk mas Raharjo. Pertama, coba perhatikan dengan seksama, rambut dan pinggang si ibu…., kira-kira dia adalah istri menteri atawa dia yang menteri? Kedua, kebangetan buanget kalau istri menteri datang ke Istana ( karena ia sedang berjalana menelusuri koridor samping Istana ), pakai ajudan pula, dan tangan melenggang tas dibawakan oleh sang ajudan. Apa ada istri menteri juga pakai ajudan?? Boleh dong saya belajar kenal……, sambil saya juga bermimpi ingin punya ajudan juga aaaah… ( lalu komentar teman-teman kelak : Eh, emang siape eluuu??)… huahahahaaa….piiiizzzz…!!


  16. jumain,
    — 26 April 2009 jam 2:18 pm

    Karena ambil photonya dari belakang, multi penafsiran pun banyak, isteri Menteri atau Menteri, atau ibu lain. Kalau fair sebenarnya kita foto dari depan. Masalah merk tidak perlu dipermasalahkan. Yang saya soroti adalah begitu murahnya di negara kita ini menggaji seorang pengawal/sekretaris/pendamping atau apa pun namanya. Di negara kaya tempat saya tinggal ini, sangatlah jarang pengawal ditugaskan dan dibiayai negara untuk ikuti/dampingi/jagaain apalagi ngangkatin tas jinjing satu Perdana Menteri apalagi satu Menteri. Too expensive. Dan orang pun gengsi mau bekerja untuk itu. Bedanya, di negara Afrika yang miskin, gambaran seorang pengawal membawa tas Menteri (perempuan) malah sering saya lihat. Kalau itu bisa dipadankan, ya kita seperti negara Afrika miskin saja. Malunya aku ini baaah.


  17. Rahmat,
    — 27 April 2009 jam 7:43 am

    Bagaimana masyarakat bisa percaya dengan kampanye pemerintah tentang Aku Cinta Indonesia kalau pejabat2nya seperti bu Menkes ini lebih suka memakai produk asing. Kalau gak salah, bu menteri ini senang sekali bicara “untuk rakyat, demi rakyat, peduli rakyat” tapi kok gak bisa ngasih tauladan yah.


  18. ainun,
    — 27 April 2009 jam 1:17 pm

    hhihhihihi
    m inu….. kali aja bu menkes dikasih teman, tetangga, relasi ato mlh bu presiden ……


  19. Rumongso,Si Blonek alias blogger nekat,
    — 27 April 2009 jam 8:07 pm

    Mas Inung.
    Minta data:
    1.merk jam tangan pak beye.
    2.sepatu pak beye
    3.farfum pak beye.(waktu pemakaman pak harto ,orang ndeso di lereng lawu nyeletuk:pak beye dan rombongan sudah sampe jakarta wangi farfumnya masih tertinggal di matesih.tenan ki!)
    4.jas pak beye (syukur-syukur saya dapat lungsurannya karena kata teman-teman postur saya sama besar dan tinggi dengan pak beye)


  20. hestu,
    — 27 April 2009 jam 9:54 pm

    Tadi ibu menteri lagi diwawancara di metro tv tentang manfaat asuransi masyarakat miskin.
    Tolak belakang banget yah ama harga tas nya.


  21. Mafia,
    — 28 April 2009 jam 2:28 am

    Saya belum menemukan pejabat yang bener2 merakyat sepenuh hati memikirkan rakyat kecil, Apalah arti sebuah tas yang mahal2 jika disekeliling kita masih banyak rakyat yang kelaparan..???

    Andaikan saja mental para pejabat2 kita itu tidak serakah, mungkin mereka tidak akan sampai hati membeli harga tas2 mereka yang berjuta2 itu hanya karena gengsi.

    Wahai kalian yang selalu di istana, cobalah kalian sadar akan nasib rakyat kecil yang masih pada kesusahan demi mencari sesuap nasi untuk esok hari..


  22. tusum,
    — 29 April 2009 jam 5:16 pm

    Mas Wisnu, apakah ini sesuai dengan cita-cita ibu Kartini ?.


  23. nongol,
    — 29 April 2009 jam 11:59 pm

    haha…

    itu merk luar negeri tapi buatan dalam negeri…

    jadi bener cintailah produksi dalam negri.. (meski yang punya pabrik orang luar negri)
    wkwkwkw


  24. okedoki,
    — 1 Mei 2009 jam 8:06 am

    kalo aku punya duit kubelikan juga biniku tas LV,tapi kalo class atas bolehlah 4 prestise kan ! cuman kalo aku tebak isinya tas putihnya mantri cacar terdapat blackberry …..ha3x makanya kalian jangan maniso ya……seeyaa salam dari lasvegas


  25. imran rusli,
    — 1 Mei 2009 jam 2:39 pm

    Ah itukan tas merek euis piton dan dio dari Palembang


  26. bambang haryanto,
    — 13 Mei 2009 jam 10:15 am

    Tas putih itu nampaknya memang super berat, sehingga butuh bantuan ajudan. Saya perkirakan isinya jutaan tablet oseltamifir dan zanamivir, ratusan contoh masker untuk menghindari penularan virus H1N1, juga ada majalah gaya hidup sehat Prevention, majalah awet muda Longevity (perempuan kan punya life span yang lebih tinggi dibanding kaum pria), dan juga majalah Vogue terbaru yang mengupas cara-cara mensasak rambut secara instan, tetapi tetap bisa tampil secara elegan.


  27. Lin,
    — 13 Mei 2009 jam 11:04 am

    mas inu, kalau dipikir2 bu menteri agak centil :D (maaf ya bu…)
    bu menteri suka banget tampil di tv malahan punya acara sendiri di metro.
    bayarnya (mungkin) pakai uang negara tapi isi acaranya??? TIDAK BERMUTU.
    padahal duitnya lebih baik buat bikin puskesmas di daerah2 terpencil :-(
    kalau tasnya bu ani merknya apa???